SURABAYA - Situasi dan kondisi kaum Muslimin di
Suriah kini terus memburuk. Darah kaum Muslimin terus mengalir menjadi korban
pembantaian diktator Syiah Nusairiyah, Bashar Al Assad. Sudah seharusnya kaum
Muslimin di seluruh dunia termasuk di Indonesia peduli terhadap penderitaan
saudaranya di Suriah.
Terkait hal tersebut, ustadz Rosyid Ridho Ba’asyir (putra
ust. Abu Bakar Ba'asyir) menyerukan agar umat Islam di Indonesia peduli terhadap
penderitaan kaum Muslimin di Suriah.
“Suriah itu permasalahannya kaum muslimin dunia, kita-kita
yang mengaku diri kita muslim wajib untuk perhatian dengan saudara-saudara kita
kaum muslimin dari golongan ahlus sunnah wal jama’ah yang ada di sana, sebagaimana
sabda Nabi n :
Seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya seperti bangunan
yang saling menguatkan,” tutur beliau, Sabtu (9/6/2012).
Menurutnya, tak pantas umat Islam bersikap diam terhadap
penderitaan Muslim Suriah. “Apakah kita mau diam? Kalau kita diam itu normal
atau tidak? Melihat istrinya digecek-gecek di depannya dia, melihat anaknya
disembelih diam saja. Kalau ada yang diam saja maka itu betul-betul hatinya
telah mati, bagaimana (mungkin mereka) tidak merasakan suatu cobaan
saudara-saudaranya di negeri yang lain?,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan sikap tak peduli terhadap
penderitaan muslim Suriah justru menunjukkan rusaknya keislaman seseorang.
Penderitaan kaum Muslimin di Suriah hakikatnya penderitaan
kaum Muslimin di negeri ini, maka menurut ustadz Rosyid -sapaan akrabnya-
berbagai upaya untuk membantu kaum Muslimin Suriah harus dikerahkan meskipun
hanya dengan doa.
Beliau amat menyayangkan jika kaum Muslimin terpengaruh
makar Zionis sehingga mereka sibuk pada urusan lain dan tak peduli terhadap
penderitaan kaum Muslimin di Suriah.
“Ke sana tidak, doa tidak, memberi bantuan tidak, eling yo
ora! Malah justru kaum Muslimin saat ini lalai oleh suatu kelompok kecil hari
ini yaitu Zionis untuk kita itu sibuk dengan Lady Gaga, sibuk dengan bola,
sibuk dengan urusan hiburan, sibuk dengan pekerjaan, sibuk berbeda pendapat
antara muslim ‘A’ dengan Muslim ‘B’ yang satu kunut yang satu tidak kunut, yang
satu pakai tahlil yang satu tidak pakai tahlil, ini dijadikan masalah
segede-gedenya masalah padahal kaum muslimin di sana sedang disembelih. Ini
orang (seperti) ini normal apa tidak, saya tidak tahu, wallahu a’lam,”
tandasnya. [voa/risalahtauhidnews]
0 komentar:
Posting Komentar