Aksi Solidaritas Muslim Suriah

Laskar JAT dan Beberapa Eleman Islam se Solo Raya, Lakukan Aksi Solidaritas Muslim Suriah di Gladak Solo 23 Sya'ban 1433 H

Distribusi Kording Risalah Tauhid News di Al Mukmin Ngruki

Antusiasme kaum muslimin dalam membantu penyebaran Kording Risalah Tauhid News.

Dukung dan Sebarkan Informasi Risalah Tauhid News

Raih Pahala dengan membantu Memberikan informasi kepada Masyarakat

Dukungan dari kaum muslimin

Jazakumullahu khoir kami ucapkan kepada pembaca Risalah Tauhid News yang telah memberikan dukungan baik dana maupun doanya.

Selasa, 11 September 2012

"Proyek Terorisme" Rekayasa pihak BNPT dan Densus 88 Untuk mendapatkan kucuran dana


http://salam-online.com/site/wp-content/thumb.php?w=690&h=300&src=http://salam-online.com/site/wp-content/uploads/2012/09/Mulyo-Wibisono-mantan-Komandan-Satgas-Intel-BAIS-pedomannews-jpeg.image_.jpgJAKARTA : Sebelum terjadinya “teror” Solo, telah terjadi pertemuan secara tertutup di markas Kopassus Kartosuro antara Direktur Penindakan BNPT, Brigjen (Pol) Petrus R Golose dengan jajaran Dandim, Komandan Kopassus Grup 2, Kapolres se-Solo Raya dan dan perwakilan dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.


“Saya baca di media, tiga bulan  sekitar bulan Juni sebelum ada ‘teror’ Solo, ada pertemuan petinggi BNPT dengan pejabat militer dan polisi seluruh Jawa Tengah di markas Kopassus Kartosuro yang katanya membahas penanggulangan antiteror. Apa gunanya pertemuan itu kok tiba-tiba ada ‘teror’,” kata mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Pertama  TNI Purn Mulyo Wibisono kepada itoday, Sabtu (8/9/2012).
Untuk diketahui, pertemuan di markas Kopassus Kartosuro yang dimaksud Mulyo terjadi pada Kamis, 21 Juni 2012.
Menurut Mulyo, pertemuan itu seharusnya sudah mengetahui jaringan “teroris”, termasuk yang terbaru dan dapat mengantisipasi adanya “teror”, terlebih lagi di Solo.
“Pertemuan BNPT di Kartosuro masih wilayah Solo yang katanya sumber “teroris”, masih juga kecolongan. Saya minta pertemuan itu dibongkar saja, apa sih isinya, biar masyarakat tahu dan tidak curiga sepak terjang BNPT dan Densus,” ungkap Mulyo.
Mulyo mencurigai kemunculan “teroris” Solo kemungkinan rekayasa pihak BNPT untuk mendapatkan kucuran dana. “Kemunculan ‘teroris’ itu menguntungkan polisi dan BNPT. Mereka mendapatkan keuntungan dari proyek ‘teroris’,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, dalam menjalankan “Proyek Terorisme” itu, pihak BNPT bisa juga melakukan operasi intelijen dengan menyusup kepada orang-orang yang ingin melakukan “teror”.
“Memunculkan ‘teror’ itu biasa dalam operasi intelijen agar orang-orang yang diduga ‘teroris’ itu muncul. Dan dengan munculnya ‘teroris’ akan memberikan keuntungan bagi polisi dan BNPT,” pungkasnya. (itoday/salam-online/risalahtauhidnews)

Rabu, 05 September 2012

Ustadz Son Hadi: Ada Intrik di Balik Bualan Ansyaad Mbai terkait Teror Solo

JAKARTA – Ustadz  Son Hadi selaku Direktur JAT Media Center (JMC), membantah dengan keras tuduhan dari Kepala BNPT Ansyaad Mbai yang menuding bahwa Amir Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) Ustad Abu Bakar Ba’asyir berada dibalik teror Solo yang menewaskan seorang polisi.
Namun sebaliknya, ustadz Son Hadi menilai tuduhan itu hanyalah bualan Ansyaad Mbai. Bahkan ia melihat hal itu adalah intrik untuk menutupi sejumlah kejanggalan dalam penyergapan Densus 88, di Jl. Veteran, Solo, pada hari Jum’at (31/9/2012).
“Ada intrik di balik bualan Ansyaad Mbai yaitu; satu, dia ingin lari dari tanggung jawab hukum atas tindakan brutal Densus 88 yang membantai aktivis Muslim. Padahal, seharusnya ia menjelaskan secara hukum, apa keterkaitan Farhan Cs dengan 3 peristiwa penembakan sebelumnya. Kenapa Farhan harus dibunuh? Sudah menjadi rahasia umum banyak kejanggalan dalam penembakan di Tipes, Solo.
Kedua, kenapa jasad Suherman langsung dimakamkan tanpa diotopsi terlebih dulu sehingga publik tahu peluru siapa sebenarnya yang menyebabkan  tewasnya Farhan Cs,” papar ustadz Son Hadi kepada voa-islam.com, Senin (3/9/2012).
Selanjutnya, ustadz Son, sapaan akrabnya, menilai Ansyaad Mbai tak layak memimpin sebuah lembaga negara lantaran tak menghormati asas praduga tak bersalah. “Asas praduga tak bersalah benar-benar tak dipatuhi oleh Ansyaad. Ini menunjukkan dia tak menghormati dan menegakkan hukum dalam pemberantasan terorisme. Lantas apakah pantas orang semacam ini memimpin lembaga negara?” ungkapnya.
Selain itu, ustadz Son Hadi menilai Ansyaad telah melakukan penyesatan dan pembodohan publik. Hal ini terlihat dari pernyataan Anysaad yang simpang siur. Ansyaad mengatakan bahwa Farhan baru keluar dari Ngruki, padahal sebelumnya BNPT dan pihak kepolisian menyatakan Farhan baru pulang dari Filipina Selatan.
“Yang jelas pernyataan Ansyaad menyesatkan sekaligus sebuah pembodohan publik oleh seorang kepala BNPT,” tandasnya.
Sementara itu juga Politisi Partai Demokrat Ramadhan Pohan menyayangkan pernyataan Ansyaad Mbai yang menuduh Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang mengendalikan aksi teror kepada polisi yang belakangan ini terjadi di Solo, Jawa Tengah.
Dia meminta agar Ansyaad Mbai tidak melontarkan pernyataan tanpa didukung dengan bukti-bukti kuat. "Jangan hanya wacana, langsung saja diperiksa, masalah teroris ini jangan hanya wacana. Jangan mengeluarkan pernyataan yang tidak ada bukti-bukti," kata Ramadhan di Jakarta, Selasa (4/9/2012). seperti dikutip dari suara-islam.online
Jika tidak didukung dengan bukti, Ansyaad Mbai dinilai telah menzalimi Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang sudah dipenjara dengan tuduhan terkait aksi terorisme yang pernah terjadi di Indonesia. "Masak dipenjara kita zalimi lagi," ucapnya.
Menurut Pohan, kasus teror yang terjadi di Solo tidak ada keterlibatan pimpinan pondok pesantren Al-Mukmin Ngruki di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah itu. [voa/si/risalahtauhidnews]

Selasa, 04 September 2012

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir (ABB) : Jihad Adalah Amal Yang Harus Lebih Dicintai

JAKARTA - Jihad adalah amal wajib yang harus lebih dicintai dari semua yang ada di dunia ini. Demikian statement terbaru Ustadz Abu Bakar Ba’asyir (ABB) ketika dikunjungi, Selasa (04/09/2012). Tanpa jihad, Islam dan ummat Islam menjadi lemah.
Pada hari Selasa kemarin, 17 Syawwal 1433 Hijriyyah, atau bertepatan dengan tanggal 4 Agustus 2012, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir memberikan beberapa taushiyahnya kepada beberapa tamu yang hadir menjenguknya, diantaranya beliau mengatakan :
"Saudara-saudara, yang wajib kita cintai di dalam hidup ini, adalah (urutannya) ; 1. Cinta Kepada Alloh, 2. Cinta Kepada Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam, 3. Cinta Kepada Jihad fii sabilillah.
Alloh Subhanahu wata'alaa menegaskan di dalam firman-Nya :
"Katakanlah: Jika Bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RosulNya dan Berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya. Dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang orang yang fasik."(QS. At-Taubah (9):24).
Ustadz ABB melanjutkan :
Maka jihad adalah amal wajib yang harus lebih dicintai dari semua yang ada di dunia ini.
Karena jihad merupakan kunci kemenangan Islam dan ummat Islam di dalam memperjuangkan tegaknya Daulah (Negara) Islamiyyah serta terjaminnya keamanan dan kemuliaan kehidupan ummat Islam. Tanpa jihad Islam dan ummat Islam menjadi lemah. Allahu Akbar! (almustaqbal/risalahtauhidnews)


Senin, 03 September 2012

Penuh Kejanggalan dan tindakan Arogan dari Densus 88 dalam Proses Penangkapan di Solo


http://static.arrahmah.net/images/stories/2012/09/mujahid-farhan-dan-mukhsin.jpgSOLO – Pasca penembakan dua orang yang terduga mujahid, di Jalan Veteran Tipes Solo, seolah menutup kerja keras tim penyidik Kepolisian Resor Kota Surakarta yang telah menangkap pelaku penembakan dan pelemparan granat di pos pengamanan Kota Solo yang terjadi 17,18 Agustus lalu, dimana Polisi menangkap seorang pelaku bernama NB.
NB diketahui adalah seorang anak anggota TNI di Kebumen, Jawa Tengah. Selain itu, NB ternyata juga mantan anggota Polri.

NB ditangkap di rumah orang tuanya di Desa Semanding Kecamatan Gombong, Kebumen pada tanggal 20 Agustus 2012 lalu. Dari rumah orang tuanya, NB lalu dibawa ke Solo. (sumber: merdeka.com).
Namun tertembaknya Farhan dan Muchlis seolah sebagai kambing hitam untuk menguatkan tindakan densus 88 melakukan pembunuhan kepada mereka berdua.  Sebagaimana yang dikatakan oleh Jubir Presiden Julian Aldri “Beberapa menit lalu dilaporkan oleh Kapolri ke Presiden, telah berlangsungnya penyergapan terhadap kelompok orang yang diduga jaringan teroris. Mereka adalah pelaku teror penembakan tanggal 17, 18 dan 30 Agustus kemarin,” tutur Jubir Presiden, Julian, Jumat dikutib dari Solopos.com.
Padahal sudah jelas bahwa Tim penyidik Kepolisian Resor  Kota Surakarta telah melakukan penangkapan terhadap pelaku teror penembakan tanggal 17 di pospam Gemblegan dan tanggal 18 di pospam Gladag Solo, yang ternyata pelakunya adalah seorang desertir polisi yang berinisal NB. Adapun penembakan Densus 88 terhadap 2 orang di Tipes jumat malam lalu, seolah menutup semua hasil penyidikan Kepolisian Surakarta dan membebankan semua kasus teror di Solo kepada dua orang yang telah ditembak mati oleh Densus 88 yang sebenarnya, mungkin tidak dilakukan oleh mereka berdua.
Hal ini semakin menambah deretan kejanggalan-kejanggalan dan rekayasa dalam  penyergapan yang dilakukan Densus 88 di Solo jumat kemarin (31/8) yang menewaskan Farhan dan mukhlis, yang hanya beberapa media yang mau memberitakannya. Di samping itu, apa yang dilakukan polisi dan densus 88 dalam melakukan penyergapan terkesan tidak professional dan terlihat arogan, seakan mereka disiapkan seperti mesin pembunuh di hadapan umat Islam, akan tetapi tumpul ketika pelaku bukan dari umat Islam (lihat kasus OPM). (risalahtauhidnews)

Minggu, 02 September 2012

Bayu ditangkap, Mertua Babak Belur Dihajar Densus 88

SOLO - Aksi represif aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror saat menangkap terduga teroris Bayu Setiono di Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (31/8) malam, disayangkan keluarga. Pasalnya, ayah mertua Bayu yang sudah lanjut usia ikut babak belur dipukuli aparat.
Wiji Siswo Suwito, ayah mertua Bayu, tergolek tak berdaya. Ia menderita serius di bagian mata dan sebagian muka. Pria berusia 65 tahun ini dianggap melawan aparat saat aparat Densus 88 menggerebek rumahnya di Dusun Tempel, Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo. Akibatnya, pukulan bertubi-tubi mendarat di muka kakek berusia lanjut ini.
Tidak hanya itu, pintu kamar dirusak dengan palu besar. Tangannya diborgol dengan lakban. Ada jaitan dibawah mata.
Menurut Istrinya Setyoini, 2 Hp Bayu dan 1 HP nya dirampas Densus 88, Kendaraan dibawa. Tidak ada surat penangkapan maupun surat penyitaan’
Menurut Sekjen LUIS Yusuf Yuparno ketika menerima ayah Bayu di Sekretariat LUIS, apa yang dilakukan Densus 88 sudah diluar prosedur. Cara-cara kasar, tidak manusiawi,penangkapan tanpa surat resmi adalah perbuatan melawan hukum.dan melanggar HAM.
Sementara itu menurut Humas LUIS Endro Sudarsono, berpendapat bahwa Mabes Polri terlalu cepat mengkaitkan Bayu dengan Kejadian penembakan di Pospam Gemblegan, Peledakan di Gladag maupun Penembakan di Singosaran. Ada yang aneh dan Janggal. Dengan menembak mati F dan M di jalan Veteran Tipes Serengan Polri justru sulit membuktikan bahwa Bayu adalah pelaku dari kasus teror di Solo.
(endro/risalahtauhidnews)

Jumat, 03 Agustus 2012

Sekelumit fakta tentang genosida Muslim Rohingya di Burma

Pembantaian dan kekejian lainnya terhadap Muslim Rohingya di Burma (Myanmar)-terutama di Arakan-sebenarnya bukan pertama kalinya di tahun ini, namun dimulai pertengahan tahun ini penindasan terhadap Muslim di Arakan meningkat tajam hingga mengejutkan mata dunia.
Selama ini, media Islam-lah yang berusaha untuk mengungkap tragedi berdarah yang menimpa umat Islam di Burma disaat media internasional 'kelas atas' pada umumnya bungkam, sehingga banyak orang di dunia tidak mengetahui apa yang terjadi sebenarnya terhadap Muslim Rohingya. Namun, fakta-fakta yang dipaparkan selama ini oleh media Islam masih saja menghadapi berbagai hujatan dan kritikan dari orang-orang yang ragu, meskipun sumbernya dari mereka yang memiliki koneksi  langsung ke Muslim Rohingya di Arakan. Terlebih lagi, beredarnya beberapa foto-foto hoax tentang genosida Muslim Rohingya baru-baru ini juga dijadikan alasan sebagian orang untuk tidak mempercayai fakta yang ada. Walaupun begitu, fakta tetaplah fakta, yang pasti akan terungkap meskipun disembunyikan dan meskipun banyak orang yang meragukan.
Berikut ini adalah sebuah pemaparan fakta terkait genosida atau upaya pembersihan etnis Muslim Rohingya di Burma yang ditulis dan dipublikasikan oleh salah satu media jihadGlobal Islamic Media Front, yang diterjemahkan oleh tim Maktabah Jahizuna, berdasarkan laporan kredibel dari tempat kejadian, untuk mengungkapkan kenyataan yang sebenarnya terjadi dan bantahan bagi orang-orang yang meragukan genosida ini dan bahwa kerusuhan etnis ini bukan dipicu oleh kaum Muslimin.
***
Sebab Awal Pembantaian ini?
Pembantaian ini di awali dari fitnah yang disebarkan oleh orang-orang Budha Rakhine terhadap minoritas Muslim Rohingnya. Dimana dikatakan bahwa tiga pemuda Muslim telah membunuh dan memperkosa seorang wanita berusia 26 tahun. Tentu saja semua itu bohong. Dimana sebenarnya perempuan itu diperkosa dan dibunuh oleh pacarnya bersama beberapa gang pemuda Budha Rakhine. Peristiwa pembunuhan itu di awali ketika sang gadis ingin "putus" dengan sang pacar dikarenakan dia jatuh hati pada laki-laki lain. Maka sang laki-laki pun berusaha membujuk agar tidak putus. Namun ternyata ditolak, maka sang mantan pacar ini marah dan kemudian mengajak dua temannya untuk membalas dendam dengan memperkosa dan membunuh sang gadis.
Lalu para pembunuh itu meletakkan mayat gadis itu di dekat desa Muslim. Kemudian orang-orang Budha Rakhine dan Quaffer Burma (Otoritas Myanmar) menuduh bahwa orang-orang Muslim membunuh perempuan itu. Akibatnya, tiga pemuda Muslim yang tidak bersalah ditangkap. Satu dipukuli hingga tewas dan dua lainnya dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan. Inilah fakta yang ditunjukkan oleh Pemerintah Budha Burma kepada dunia, bahwa mereka berani menciptakan peristiwa dan kasus palsu hanya untuk mencari kesempatan membunuh Umat Islam Rohingnya.
Situasi Muslim Rohingya Sebelum Awal Genosida ini
Beberapa bulan sebelumnya, para ekstrimis Budha Rakhine dan Xenophobia, mereka banyak membuat propaganda-propaganda anti Muslim Rohingnya. Dan semua itu direlease baik di dalam maupun di luar Burma. Dengan mengusung slogan lama yakni "Rohingnya (sebutan untuk Muslim di sana -pent) bukanlah orang Burma, mereka adalah imigran gelap dari Bangladesh". Dengan maksud untuk memusnahkan dan mengusir Kaum Muslimin di sana.

Propaganda Anti Rohingnya
Anehnya, seluruh kejadian yang ada (protes dan sebagainya -pent) seperti telah diorganisir dan seluruh kejadian yang terjadi sesuai dengan statemen dan skema yang pernah dikeluarkan oleh beberapa Menteri dan Pihak Pemerintah yang berkuasa.
Bagaimana Pembantaian itu Dimulai dan Apa Yang Terjadi Setelah itu?
Pada tanggal 3 Juni 2012, Rombongan Jemaah Muslim Rangoon yang baru kembali dari pengajian dan wisata rohani di Masjid Thetsa di daerah Thandwe di Negara bagian Arakan Selatan. Para Jamaah mengendarai bus yang menuju daerah Rangoon, namun di tengah perjalanan mereka dihadang oleh massa Budha Rakhine di kota Taungup di Negara Arakan bagian selatan. Lalu tiba-tiba massa mengamuk dan berusaha membunuh semua penumpang. Dimana seorang pemandu, kernet dan seorang wanita meninggal. Lalu di pihak Jemaah 8 orang Jemaah tewas. Dan lima Jamaah lainnya dapat melarikan diri dengan selamat.

Para korban Jamaah Muslim

Kejadian ini terjadi di depan Kantor Imigrasi. Pada mulanya gerombolan Teroris Budha Rakhine itu menghentikan bus naas yang berplat nomor 7 (GA) 7868 ini. Mereka menghentikan bus tepat di depan gerbang Imigrasi. Sembari membawa senjata mereka menurunkan semua penumpang bus dan berteriak, "Turun semua, kami mencari orang-orang asing !!!" (sebutan untuk kaum Muslimin Rohingnya, yang tidak dianggap sebagai Warga Negara Burma –pent).
Lalu pemandu jalan dan beberapa penumpang bus turun dan meminta agar massa teroris itu tidak melakukan hal-hal yang berbahaya terhadap seluruh penumpang. Namun para teroris itu tidak menghiraukan mereka dan memasuki bus secara paksa, lalu berteriak pada para penumpang bahwa mereka mencari "orang-orang asing". Kemudian mereka mulai memukuli dan menyeret para Jamaah Muslim turun ke jalanan. Para teroris Rakhine yang berjumlah sekitar 300 orang itupun mengeroyok beberapa Jamaah Muslim hingga tewas. Lalu setelah itu massa teroris itu juga menghancurkan dan membakar bus tersebut.
Anehnya, massa sebelumnya telah berkumpul di depan gerbang kantor Imigrasi pemerintah, namun tidak ada satupun pihak yang berwenang yang berusaha membubarkan mereka sebelumnya. Dan pada saat kejadian itupun tidak terlihat adanya aparat maupun petugas kantor Imigrasi yang berusaha mencegah pembantaian itu.

Para korban adalah Jamaah Muslim

Berdasarkan daftar yang beredar, delapan korban Muslim yang berangkat dari Masjid Tachan Pai ke Tandwe, semuanya berasal dari Burma tengah. Berikut data mereka:
  • Muhammad Sharief @ U Ne Pwe s / o U Ahmed Suban, 58 8/Ta Ka Ta (N) 095548, dari Taung Twin Gyi
  • Muhammad Hanif @ U Maung Ni s / o U kay sufi Pe, 65 8/Ta Ka Ta (N) 095530, dari Taung Twin Gyi
  • Shafield Bai @ U Aye Lwin s / o UA Hpoe Gyi, 52 8/Ta ka Ta (N) 093573, dari Taung Gyi Twin
  • Aslam Bai @ U Aung Myint s / o U Hla Maung, 508/Ta ka Ta (N) 094557, dari Taung Twin Gyi
  • Balai Bai @ Tayzar Myint s / o U Yakub, 288/Ta ka Ta (N) 189815, dari Taung Twin Gyi
  • Shuaib @ Tin Maung Htwe s / o U Tin Oo, 218/Ta ka Ta (N) 231084, dari Taung Twin Gyi
  • Salim Bai @ Aung Kyaw Bo Bo s / o U Tun Tun Zaw, 2614/Ma La Na (N) 231084, dari Myaung Mya
  • Lukman Bai @ Nyi Nyi Zaw Htut s / o U Ibrahim, 3314/Ma La Na (N) 148133, dari Myaung Mya
Dan dua korban lainnya adalah pasangan suami istri dari kota Thandwe, merupakan awak bus. Para korban pun dikuburkan di Tandwe pada malamnya. Lima Jamaah lainnya berhasil melarikan diri dari pembunuhan brutal itu.
Lalu untuk merayakan hal itu, para teroris Rakhine meludahi dan mengguyur mayat-mayat kaum Muslimin yang tergeletak di tengah jalan itu dengan anggur dan minuman keras. Namun anehnya pula, tidak ada satupun orang yang ditangkap dan tidak ada tindakan hukum terhdapa para pembunuh itu.

Para korban Muslim dikuburkan di Thandwe pada malam 3 Juni 2012
Para Petugas Keamanan Rakhine Menjarah dan Membakar Seluruh Property Kaum Muslimin Rohingnya Dengan Alasan Uu No. 144
Pemberlakuan UU no. 144 oleh Otoritas Burma, memaksa komunitas Muslim Rohingnya dari Maungdaw tidak dapat keluar dari rumahnya ketika Aparat memasuki area mereka. Namun di sisi lain, orang-orang Rakhine bebas berkeliaran sehingga merekapun dengan bebas menyerang, menjarah dan membunuhi kaum muslimin di sana.

Orang-orang Buddha Rakhine dan personil Keamanan Burma membakar sebuah desa Muslim di malam hari


Para Buddha Rakhine dan keamanan Burma personil membakar sebuah desa Muslim di malam hari

Anehnya personil keamanan Burma itu, malah berusaha melindungi orang-orang Budha Rakhine, ketika mereka sedang mempersiapkan diri untuk membakar rumah penduduk Muslim Rohingnya.

Orang-orang Budha Rakhine dan personil keamanan Burma membakar sebuah desa Muslim di pagi hari


Personil keamanan Burma bersiap menembak kerumunan Muslim Rohingnya


Menurut seorang tetua Maungdaw bahwa Personil keamanan melepaskan tembakan secara memababi buta ke arah kerumunan Muslim Rohingya yang berusaha melindungi harta dan properti mereka.

Pada 8 Juni 2012, Personil Keamanan dan orang-orang Budha Rakhine melakukan penyerangan. Mereka membakar rumah beberapa orang yakni Razak, Lalu dan Syed Ahmad. Lebih dari lima toko pakaian di jarah, dimana total kerugian sekitar 150.000.000 kyat. Satu masjid di desa Sawmawna dihancurkan. Dan lebih dari 200 Muslim Rohingnya terluka.
Pada tanggal 9 Juni 2012, terjadi penyerangan oleh para teroris rasis Budha Rakhine dan Aparat Keamanan, dimana 100 orang tewas dan hampir 500 orang terluka.
Pembantaian Terhadap Kaum Muslim di Arakan Terus Terjadi Meskipun Pihak Tentara Telah Menyatakan Mereka Sudah Mengontrol Situasi yang Ada Sebagian besar kaum Muslimin Rohingnya melarikan diri ke Bangladesh dari Akyab. Hal ini karena terror dan kekerasan yang terjadi di Negara bagian Arakan tersebut, dimana desa-desa Muslim Rohingnya dibakar dan banyak Muslim Rohingnya yang dibunuh oleh Polisi, Aparat Kemanan dan para teroris Budha. Kaum Muslimin Rohingnya pun berbondong-bondong menuju Bangladesh, yang mana mereka berpikir bahwa Bangladesh adalah Negara Islam, sehingga karena sesame Muslim maka mereka akan di bantu.

Muslim Rohingnya yang meminta perlindungan dari Bangladesh


Muslim Rohingnya yang mencoba memasuki Bangladesh dengan menggunakan perahu, di dorong kembali ke laut
Sayangnya, thaghut murtad Pemerintah Bangladesh dan tentaranya menolak dan melarang Muslim Rohingnya memasuki Bangladesh. Dan jika ada Muslim setempat (Bangladesh) memberi bantuan atau menampung para pengungsi Muslim Rohingnya, maka mereka akan ditangkap dan bagi Muslim Rohingnya maka mereka akan di deportasi.

Tentara Thoghut Bangladesh mendorong Muslim Rohingya kembali ke laut
Semenjak 8 Juni 2012, pihak berwenang Burma baru-baru ini mendirikan sebuah ruang sidang khusus di dalam Kantor Polisi Maungdaw. Seorang Tetua setempat mengatakan, "Pengadilan Khusus itu digunakan untuk Muslim Rohingya yang ditangkap oleh Polisi, Nasaka (Pasukan Keamanan Perbatasan) dan Tentara; dengan tuduhan menciptakan masalah dan kerusuhan di Maungdaw. Tidak ada argumen maupun pembelaan dari terdakwa di Pengadilan Khusus ini. Dimana hakim hanya membaca pernyataan lalu mengirim mereka ke penjara. "
Siapapun tidak bisa menemukan kerabatnya, jika telah ditangkap oleh pihak berwenang. Dan mereka pun tidak mengetahui kapan dan bagaimana kerabatnya itu akan disidang di Pengadilan Khusus itu, kata seorang Politisi Maungdaw. Ini merupakan taktik baru yang dilakukan Otoritas Budha Burma, dalam memperkosa wanita Muslimah Rohingnya. Hal ini membuat tidak ada tempat aman bagi para Muslimah Rohingnya di Maungdaw. Kata seorang Politisi Maungdaw, "Semenjak 8-19 Juni 2012, telah tercatat lebih dari 60 perempuan diperkosa di Maungdaw oleh para Petugas Keamanan – baik itu Polisi, Hluntin (Pasukan Keamanan), Nasaka, dan Tentara- bersama dengan orang-orang Budha Rakhine dan Natala (pemukim baru)."
Pemerkosaan dan penyerangan itu dilakukan secara licik. Dimana sebelumnya, Pihak berwenang mengajak seluruh laki-laki di wajibkan untuk datang ke pertemuan mereka. Sementara semua orang melakukan pertemuan, Pasukan Keamanan-pun dikirimkan untuk memasuki dan menyerang desa-desa tersebut. Sebagian besar Muslimah Rohingnya yang tinggal di rumah mereka -pun diperkosa oleh Petugas Keamanan bersama orang-orang Budha Rakhine dan Natala. Mereka-pun menghancurkan dan menjarah harta yang ada. Berdasarkan keterangan dari para korban di Paungzarr, mereka menyatakan bahwa, "Pihak Keamanan - Tentara dan Nasaka - memasuki desa pada malam harinya ketika para lelaki mengikuti pertemuan oleh Pihak Berwenang. Para lelaki semuanya keluar menghadiri pertemuan karena takut ditangkap jika tidak berangkat.
Kemudian dengan liciknya Pasukan Keamanan memasuki rumah-rumah, dengan alasan hendak mengecek, adakah keluarganya yang tidak hadir dalam pertemuan itu. Lalu setelah itu merekapun diperkosa dengan keji."
Muslim tidak dilindungi di Arakan (Maungdaw dan Akyab) oleh pasukan keamanan – baik itu Nasaka, Hluntin, maupun Polisi - yang mana mereka telah menjelma menjadi "kekuatan pembunuh". Alih-alih mereka melindungi orang-orang yang tidak berdaya, mengendalikan situasi, dan memulihkan hukum dan ketertiban. Malah mereka mengamuk dan membakar desa-desa Muslim dan menembak orang-orang yang berusaha melarikan diri dari rumah-rumah yang terbakar.
Jam malam yang diberlakukan hanyalah upaya untuk melakukan pembunuhan secara sistematis terhadap Muslim di kota Akyab dan kota Maungdaw. Dimana ketika jam malam tiba, "orang-orang suci Budha" bersama para pengikutnya dari Arakan turun ke jalan-jalan, bersama-sama dengan Pasukan Keamanan. Mereka berjalan menuju ke desa-desa Muslim secara bersama-sama. Sesampai di sana, mereka mulai membanjiri tanah dengan darah Muslim Rohingnya, lalu memerahkan langit dengan api yang membakar desa dan properti kaum Muslimin Rohingnya. Dan membuat malam yang sunyi, penuh dengan teriakan dan ketakutan.
Hasbunalloh Wani'mal Wakil….
Sya'ban 1433
Juli 2012
Source: (Echo of Jihad Center for Media)
Global Islamic Media Front
Mengamati Berita Mujahidin dan Menginspirasi orang-orang mukmin
Alih Bahasa
Abu Muwahid hafidhahullah
Maktabah Jahizuna/jahizuna.com

Selasa, 31 Juli 2012

Ormas Islam Minta Pemerintah Gagalkan Rencana Perluasan Kedubes AS


http://hidayatullah.com/berita/gal781509320.jpg JAKARTA - Sejumlah organisasi massa (ormas) Islam meminta pemerintah menggagalkan rencana perluasan Kedutaan Besar Amerika Serikat yang terletak di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, tak jauh dari tugu Monas dan Istana Negara.Permintaan tersebut terungkap dalam rapat para tokoh dan perwakilan ormas Islam di kantor DPP Hizbut Tahrir Indonesia, di Jakarta, Selasa (31/07/2012).

Hadir dalam rapat tersebut, antara lain, perwakilan dari PP Permusi, Perti, Hidayatullah, Taruna Muslim, Persis, dan KAHMI.
"Pada prinsipnya, membangun gedung di Indonesia ini bukan masalah. Namun, ketika pihak yang membangun tersebut adalah sebuah negara yang sering bertindak zalim kepada umat Islam, maka kita harus menolaknya," ungkap juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto.
Ungkapan Ismail ini disetujui oleh seluruh peserta rapat. "Ini persoalan penting," jelas Bachtiar Chamsyah, mantan menteri sosial yang juga ikut dalam pertemuan tersebut.
Sebab, jelas Bachtiar lagi, bangsa Indonesia sudah sejak lama disetir oleh Amerika Serikat. Sudah saatnya kini pemerintah Indonesia menunjukkan kedaulatannya di negaranya sendiri.
Ismail juga menjelaskan, jika rencana pembangunan kembali gedung Kedubes AS ini berjalan mulus maka Indonesia akan menjadi negara dengan gedung Kedubes AS terbesar dan termegah di dunia. Negara pertama adalah Irak dengan luas gedung dan lahan 42 hektar. Negara kedua adalah pakistan dengan 7,2 hektar. Sedang Indonesia, 3,6 hektar.
Laporan Asia Time menunjukkan kedua kantor kedubes tersebut tak ubahnya seperti pangkalan militer AS. (hdtlh/risalahtauhidnews)


Tindakan Teror Aparat Kepolisian terhadap warga Ogan Ilir dalam Kasus Perampasan Tanah Rakyat


http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/603487_3558511851446_969600384_n.jpg
Angga korban penembakan Brimob
OGAN ILIR - Saat rezim orde baru di bawah Jenderal Suharto berkuasa, pada tahun 1982 dengan alasan pembangunan tanah petani di 20 desa dari 6 kecamatan di Ogan Ilir, Sumatera Selatan diambil paksa dan dirubah menjadi perkebunan tebu perusahaan milik negara PTPN VII unit usaha Cinta Manis.
Secara umum proses perampasan tanah rakyat oleh PTPN VII tahun 1982 di setiap desa realtif sama. Di jaman Orde Baru warga tidak memiliki pilihan selain pasrah ketika kebun Karet dan Nanas mereka digusur oleh PTPN VII tanpa ganti rugi yang layak. Proses ganti rugi tahun 1982 diakui warga diwarnai tekanan, intimidasi dan sikap refresif aparat keamanan. Ganti rugi itupun sangat tidak adil, contohnya dari 5 ha lahan, hanya 1 ha saja yang diganti, lebih parah hingga saat ini masih ada tanah warga yang belum diganti rugi oleh pihak PTPN VII. Demikian, sebagaimana dikutip dari laman lembaga yang peduli pada lingkungan hidup Walhi.
Namun sampai dengan kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono saat ini, upaya warga untuk meminta kembali hak mereka atas tanah tersebut tidak membuahkan hasil. Rezim SBY ternyata sama kejamnya dengan Rezim Orde Baru Jendral Suharto.
Berbagai upaya dialog dan mediasi telah ditempuh warga, namun pihak PTPN VII selalu mengulur waktu dan cenderung tidak memberi keputusan yang tegas. Dari luas lahan 20.000 ha yang diusahakan PTPN VII Cinta Manis hanya 6000 ha memilki HGU berlokasi di daerah Burai kecamatan Rantau Alai.
Upaya negosiasi dan usulan mediasi yang disampaikan oleh masyarakat di tolak oleh PTPN VII dan juga Kementerian BUMN ketika terjadi pertemuan di Kantor Kementerian BUMN pada hari Senin tanggal 16 Juli 2012 yang lalu. Pertemuan yang dihadiri oleh Sekretaris Menteri BUMN, Deputy Menteri BUMN Bidang Industri Primer, Direktur Utama PTPN VII, Direksi PTPN VII menolak usulan perwakilan warga yang disampaikan pada pertemuan tersebut.
Hari Selasa, tanggal 17 Juli 2012, sekitar jam 08.30 WIB, Polisi dari Kepolisian Sumatera Selatan mulai dikerahkan untuk datang ke wilayah sengketa di lokasi pabrik gula PTPN VII, di Kabupaten Ogan Ilir. Sejak saat itu Polisi melakukan penangkapan paksa terhadap warga desa, bahkan seorang Ibu dan Bayinya umur 1,5 tahun ditangkap dan dibawa ke markas polisi resort Ogan Ilir pada tanggal 22 Juli 2012 yang baru lalu.
Setiap saat warga desa di teror oleh pasukan Brimob Polda Sumsel, dan dilakukan penangkapan-penangkapan warga desa. Sampai dengan tanggal 26 Juli 2012 sudah 30 warga desa yang ditangkap polisi secara paksa.
Tanggal 27 Juli 2012, sekitar jam 16.00 WIB, terjadi bentrok antara warga dengan polisi karena polisi melakukan tindakan semena-mena di desa Limbung Jaya, Polisi menembakan senjata mereka secara membabi buta sehingga mengakibatkan 1 orang anak berumur 12 tahun (Angga Bin Darmawan) tewas tertembak di kepala saat lari keluar dari game centre karena mendengar keributan.
Saat melihat Angga terjatuh, warga mencoba menolong, tetapi dilarang oleh Polisi. Tembakan serampangan polisi juga mengakibatkan 2 orang perempuan (1 orang berumur 16 tahun bernama Jesica, 1 orang ibu), 1 orang laki-laki bernama Rusman terluka parah, Rusman terkena tembakan disiku kiri tangannya tembus selain itu dan juga alami luka di kepala.
Tindakan Kepolisian Polda Sumatera Selatan sangat tidak manusiawi, demikian juga dengan PTPN VII dan Kementerian BUMN. Pembunuhan terhadap warga negara tanpa alasan yang jelas dan penganiayaan yang dilakukan terhadap warga telah diluar batas pri-kemanusiaan. Sebagai state own company seharusnya PTPN VII bekerja untuk mensejahterakan warga bukan menyengsarakan dan menindas warga. Pimpinan PTPN VII harus bertanggung jawab atas gugurnya korban jiwa akibat kerakusan PTPN VII.
Kekerasan dan pembunuhan ini memperkuat kembali bukti bahwa pendekatan keamanan dengan menggunakan aparat negara menjadi pendekatan utama dalam konflik agraria dan sumber daya alam di Indonesia. Presiden menginstruksi dalam rapat di Kejaksanaan Agung untuk pembentukan Tim Terpadu Konflik Agraria, ternyata tidak memberikan harapan apapun dengan masa depan penyelesaian konflik agraria di Indonesia, dan diperkuat dengan bukti kekerasan pada hari ini jumat (27/7). (berita hukum.com/risalahtauhidnews)



Jumat, 13 Juli 2012

DARI SURIAH MENUJU PEMBEBASAN BAITUL MAQDIS (PALESTINA)


Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menganugrahkan kita hidayah sehingga kita dapat mengetahui dan meniti jalan Islam. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, seluruh keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga hari kiamat kelak.
Tentunya, judul di atas bagi kebanyakan kita akan menghamparkan sekian banyak masalah yang sulit karena berangkat Jihad ke Suriah saja sudah soal apalagi memasuki Palestina dimana ia dikelilingi oleh negara-negara yang terikat perjanjian dengan Negara Zionis Israel. Namun yang ingin kami sampaikan adalah pengertian tersirat dari judul itu bahwa hakekatnya Jihad sama sekali tidak membutuhkan kita akan tetapi kitalah yang membutuhkan Jihad. Faktanya pada saat sekarang kita selalu absen di medan-medan Jihad, Alloh Azza wa Jalla tetap memilih dan menghadirkan para Mujahidin untuk melakukan tugas-tugas sucinya di Afghanistan, Checnya, Dagestan, Xin Jiang, Pattani, Moro, Palestina, Aljazair, Tunisia, dan kini Suriah (sebentar lagi Myanmar, Insya Alloh).
Jadi, jika ternyata secara fakta, perjuangan Jihad Islam di Nusantara ini pun selalu ditelikung perjalanannya, dirampok perolehannya dan digagalkan tujuannya maka para Mujahidin yang ikhlas dan benar pada hakekatnya tetap menang. Mereka telah memperoleh apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhan seluruh kaum Mukminin yakni ampunan, rahmat dan ridho dari Alloh Jalla wa ‘Alaa. Sedangkan pengkhianatan sebagian mantan Mujahid yang taraju’ (berbalik prinsip hidupnya) ataupun pembiaran bahkan penistaan yang dilakukan kalangan awam yang bodoh dan Ulama Suu’ ditengah penindasan penguasa zholim, pada hakekatnya tidak akan memadamkan Jihad dan tidak akan memudharatkan Alloh Azza wa Jalla sedikitpun. Bahkan mudharat meninggalkan Jihad akan berbalik kepada pelakunya berupa siksa dan digantikan peran dan posisinya oleh Alloh Azza wa Jalla.
FirmanNya:
“Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Realitas Global
Prahara akhir zaman semakin terus menyeruak dan membangunkan kesadaran kaum muslimin untuk segera mengambil posisi dalam pertarungan eksistensi ini. Perang-perang yang seolah-olah dicicil satu demi satu diberbagai wilayah kaum muslimin terus dilancarkan kekuatan kuffar dunia.  Aliansi kafir sedunia yang melibatkan Yahudi, Nasrani  dan kaum Musyrikin tampaknya sadar akan bahayanya kekuatan Ummat Islam jika bersatu dalam sebuah front perlawanan terhadap eksistensi dan hegemoni dunia yang mereka pegang hari ini. Oleh sebab itu, melalui pernyataan pongah seorang Fir’aun yang sudah pensiun, G.W. Bush pasca serangan 9/11, sewaktu menjadi Presiden AS sebagai lokomotif kekufuran Internasional, mengatakan: “ Either you are with us or with the terorist!”  Juga katanya, “This crusade, this war on terrorism, is going to take a long time.”
AS dan sekutunya kemudian menggalang kekuatan negara-negara Internasional untuk ikut dalam kampanye Gobal War on Terorism (GWOT) yang pada hakekatnya ditujukan untuk membrangus kaum Mujahidin secara cepat dan terbatas demi memurtadkan seluruh kaum muslimin sedunia secara luas dan tanpa batas. Yakni kemurtadan yang diakibatkan adanya loyalitas para penguasa dan rakyat muslim kepada AS dan sekutunya .
Perhatikan firman Alloh Azza wa Jalla dibawah ini:
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqoroh: 217)
Walaupun dalam pernyataan-pernyataannya, naik G.W Bush atau Obama sekarang, AS dan sekutunya bukanlah memerangi Islam dan kaum Muslimin namun memerangi Al Qaeda yang tertuduh menjadi ‘gembong teroris’ dunia. Namun fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa setiap entitas muslim yang ada di negri-negri targetnya diperangi tanpa ampun dengan tanpa membedakan combatan atau non combatan berdasarkan Hukum Internasional. Walhasil, Al Qaeda menjadi icon perlawanan kaum muslimin terhadap kezhaliman dunia saat ini, wa yamkuruna wa yamkurulloh wallohu khoirul maakirin ...!
Revolusi Iran: False Flag[1] Perlawanan Islam Global
Pengamat Syiah Prof DR. H. Mohammad Baharun, SH, MA mengaku heran, jika banyak umat Islam terkagum-kagum dengan Revolusi Iran. Ia mempertanyakan, apakah benar Revolusi Iran itu Revolusi Islam? Kenyataannya, Revolusi Iran justru memakan anak kandungnya sendiri. Revolusi tersebut mengorbankan ratusan manusia, mulai dari anak-anak, wanita, hingga orang tua. (Yakni mereka yang digolongkan sebagai Nawashib atau Ahlus Sunnah, pen.).
Di Syiah, banyak kita temukan antagonism (kemunafikan, pen.). Politik Luar Negeri yang dipropagandakan Syiah adalah anti AS. Di awal revolusi, Iran sangat anti AS dan anti Rusia, lalu dalam perkembangannya tinggal anti AS saja, dengan Rusia, Iran bisa bersahabat. Suatu ketika, bisa saja , Iran menjadi anti Rusia, kemudian berkompromi dengan AS. Itu terbukti, ketika perang Iran-Irak I, dimana Iran membeli senjata dengan AS dan Israel. Kasus itu dikenal dengan sebutan Iran Gate.”[2]
Dunia sekarang melihat pada dua kubu besar dan memiliki peta politik yang strategis. Ya, Al-Qaeda dan Syi'ah. Al-Qaeda yang telah lama membentangkan peta “penaklukan” ketika berada di Afganistan. Saat itu masih ada komandan “jenius” Syaikh Usamah bin Laden -taqobalahullah- yang merancang ide penaklukan bersama Syaikh Dr. Aiman Al-Zhawahiri dari Afghanistan menuju pembebasan Palestina.
Demikian pula dengan Syi'ah, setelah revolusi Iran digulirkan, maka digulirkan pula peta politik Khamsiniat yaitu program yang memiliki fase selama 50 tahun untuk membangun Daulah (Syiah) Safawiyah.[3]
Dari Irak bertolak ke Suriah
Negri Irak-lah awal pengokohan tersebut, dimana ia menjadi saksi kedengkian Syi’ah yang kemudian Negara (Khilafah Abbasiyah) diruntuhkan oleh konspirasi seorang Syi'ah, bernama Ibnu Alqomi[4],  dengan pasukan Tartar yang menggenangi tanah Baghdad dengan warna merah darah penduduknya pada awal abad ke-7 Hijriyah dahulu. Maka pemerintahan baru Irak hari ini yang dibuat dengan settingan AS jugamenggandeng tokoh (Syiah) Rafidhi Nur Al-Maliki beserta kawan-kawannya untuk memberantas Ahlussunnah di Irak yang melakukan jihad terhadap penjajah AS dimana disinyalir penggeraknya mujahidin dari Al-Qaeda[5].
Aroma eksistensi kekuatan perlawanan itu tercium setelah mujahidin dari berbagai jama’ah (Jaisyul Fatihin, Jundush Shahabah, Kataib Anshar Al-tauhid wal Jihad yang setelah itu tergabung dalam Al-Qaeda Internasional[6])  berkumpul dan membentuk Majlis Syuro Mujahidin yang kemudian membentuk hilful muthayyabin. Maka setelah bermusyawarah, diproklamirkanlah Daulah Islam Irak pada tanggal 27 Ramadhan/13 Oktober 2006 dibawah pimpinan Abu Umar Al-Husaini Al-Baghdady -rahimahullah-.
Disamping itu, geliat Syi'ah di Irak pun terasa. Jaisyul Mahdi (tentara Mahdi) yang dikomandoi Moqtada Shadr, telah menampakkan eksistensi mereka di Irak. Gerakan ini muncul pada akhir tahun 2003. Sebagaimana yang terdokumentasikan bahwa kelompok bermanhaj Syi'ah ini banyak membunuh warga ahlussunnah.  Jaisyul Mahdi pun memiliki penjara Badusy di Mushul, dimana penjara ini menjadi saksi kekejaman Syiah (Rafidhah) terhadap ahlussunnah. Disamping itu juga, para pejabat Syi'ah berusaha untuk mendominasi parlemen agar mereka bisa menancapkan kuku-kuku mereka di negri dua anak sungai (Biladir Rofidain).
Tragedi Suriah yang penuh Hikmah
Terbantainya ribuan kaum muslimin di Suriah semenjak pemerintahan Rezim Bath yang dipimpin Bani Asad sejak tahun delapan puluhan hingga sekarang dimana ironi yang nyata adalah bahwa ribuan nyawa dan kehormatan kaum muslimin tersebut hanyalah dipandang sebagai penghapusan angka statistik yang cukup disikapi dengan marah-marah dan paling tinggi hanyalah mengutuk tanpa aksi.
Hikmah yang dapat kita petik dari tragedi Suriah adalah bahwa kaum kuffar asli (AS, Inggris, Rusia, China, dll) dan kafir murtad (seperti Syiah Rafidhoh Imamiyah maupun Nusairiyah) serta kalangan munafikin baik yang menyembunyikan kekufurannya ataupun Ulama Suu’ yang menyembunyikan keislamannya (kok ?) akan bersatu padu dalam memerangi kaum muslimin Ahlus Sunnah wal Jama’ah.         
Pergolakan ini menggiring ingatan kita untuk sampai ke tepi hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana beliau bersabda:
سيصير الأمر إلى أن تكونوا جنودا مجندة، جند بالشام وجند باليمن وجند بالعراق. قال ابن حوالة خر لي يا رسول الله إن أدركت ذلك فقال: عليك بالشام فإنها خيرة الله من أرضه يجتبي إليها خيرته من عباده، فأما إن أبيتم فعليكم بيمنكم واسقوا من غدركم فإن الله توكل لي بالشام وأهله.
Urusan ini akan sampai pada pasukan yang akan dibariskan. Pasukan di Syam, pasukan di Yaman dan pasukan di Irak. Ibnu Khawalah berkata: wahai rasulullah, pilihkan untuk saya jika aku menjumpai hal tersebut. Beliau bersabda: hendaklah engkau memilih Syam karena mereka pilihan Allah dari muka bumi yang Ia pilih dari hamba-hamba-Nya. Jika engkau tidak bisa, maka ke Yaman kalian dan berilah minum dari sumber-sumber mata air kalian, karena Allah memilih untukku Syam dan penduduknya”(Dikeluarkan oleh Abu Dawud yang disahihkan Ibnu hibban dan Syaikh Al-Bani)
Di Irak kekuatan milisi bersenjata Syiah muncul dengan nama Jaisyul Mahdi. Di Yaman mereka muncul dengan nama Al-Houthi. Di Libanon (masih Syam) mereka muncul dengan nama Hizbullah. Namun Mujahidin hanya terkenal dengan satu nama yang menggema, AL-QAEDA. Sama-sama secara zahir mengangkat panji hitam. Sama-sama dalam penantian menuju pembaiatan Imam Mahdi yang akan datang (meskipun beda versi secara keyakinan antara Ahlus Sunnah vs Syiah).
Nanti kita bisa menyaksikan siapa yang menjadi pilihan Allah. Apakah Syi'ah dengan seluruh firqohnya dan yang berdiri bersamanya dimana sepanjang sejarah Islam, kaum Syiah berkoalisi dengan orang kafir ataukah Al-Qaeda yang menolak untuk berunding (diplomasi dengan kaum kuffar dan murtad) hingga hukum Allah benar-benar tegak dan muslim Palestina merasa aman?[7]
Wa akhiru da'wana anil hamdu lillahi Rabbil 'alamin.

(oleh Abu Fatih Abdurrahman)


(Kami juga menyediakan file buletin dari materi di atas yang bisa didownload di sini.....)



[1] False Flag adalah strategi peperangan untuk mengecohkan lawan dengan mengibarkan bendera palsu sehingga potensi lawan terkuras habis.
[2] VOA-Islam, Senin, 16 Jan 2012
[3] Abu Asybal Usamah, VOA Islam, 20 Maret 2012
[4] Nama yang selalu dipuja-puji oleh Khomaeni selaku pendiri republik Syi’ah Iran hari ini maka wapadailah mereka yang memuja-muji Iran, Khomaeni, Ali Khamenei ataupun Ahmadinejad.
[5] Yakni Tandhim Al Qo’idah Fi Biladir Rofidain
[6] Tepatnya bernama Tandhim Qo’idatul Jihad
[7] Abu Asybal Usamah, VOA Islam, 20 Maret 2012