Rabu, 05 September 2012

Ustadz Son Hadi: Ada Intrik di Balik Bualan Ansyaad Mbai terkait Teror Solo

JAKARTA – Ustadz  Son Hadi selaku Direktur JAT Media Center (JMC), membantah dengan keras tuduhan dari Kepala BNPT Ansyaad Mbai yang menuding bahwa Amir Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) Ustad Abu Bakar Ba’asyir berada dibalik teror Solo yang menewaskan seorang polisi.
Namun sebaliknya, ustadz Son Hadi menilai tuduhan itu hanyalah bualan Ansyaad Mbai. Bahkan ia melihat hal itu adalah intrik untuk menutupi sejumlah kejanggalan dalam penyergapan Densus 88, di Jl. Veteran, Solo, pada hari Jum’at (31/9/2012).
“Ada intrik di balik bualan Ansyaad Mbai yaitu; satu, dia ingin lari dari tanggung jawab hukum atas tindakan brutal Densus 88 yang membantai aktivis Muslim. Padahal, seharusnya ia menjelaskan secara hukum, apa keterkaitan Farhan Cs dengan 3 peristiwa penembakan sebelumnya. Kenapa Farhan harus dibunuh? Sudah menjadi rahasia umum banyak kejanggalan dalam penembakan di Tipes, Solo.
Kedua, kenapa jasad Suherman langsung dimakamkan tanpa diotopsi terlebih dulu sehingga publik tahu peluru siapa sebenarnya yang menyebabkan  tewasnya Farhan Cs,” papar ustadz Son Hadi kepada voa-islam.com, Senin (3/9/2012).
Selanjutnya, ustadz Son, sapaan akrabnya, menilai Ansyaad Mbai tak layak memimpin sebuah lembaga negara lantaran tak menghormati asas praduga tak bersalah. “Asas praduga tak bersalah benar-benar tak dipatuhi oleh Ansyaad. Ini menunjukkan dia tak menghormati dan menegakkan hukum dalam pemberantasan terorisme. Lantas apakah pantas orang semacam ini memimpin lembaga negara?” ungkapnya.
Selain itu, ustadz Son Hadi menilai Ansyaad telah melakukan penyesatan dan pembodohan publik. Hal ini terlihat dari pernyataan Anysaad yang simpang siur. Ansyaad mengatakan bahwa Farhan baru keluar dari Ngruki, padahal sebelumnya BNPT dan pihak kepolisian menyatakan Farhan baru pulang dari Filipina Selatan.
“Yang jelas pernyataan Ansyaad menyesatkan sekaligus sebuah pembodohan publik oleh seorang kepala BNPT,” tandasnya.
Sementara itu juga Politisi Partai Demokrat Ramadhan Pohan menyayangkan pernyataan Ansyaad Mbai yang menuduh Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang mengendalikan aksi teror kepada polisi yang belakangan ini terjadi di Solo, Jawa Tengah.
Dia meminta agar Ansyaad Mbai tidak melontarkan pernyataan tanpa didukung dengan bukti-bukti kuat. "Jangan hanya wacana, langsung saja diperiksa, masalah teroris ini jangan hanya wacana. Jangan mengeluarkan pernyataan yang tidak ada bukti-bukti," kata Ramadhan di Jakarta, Selasa (4/9/2012). seperti dikutip dari suara-islam.online
Jika tidak didukung dengan bukti, Ansyaad Mbai dinilai telah menzalimi Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang sudah dipenjara dengan tuduhan terkait aksi terorisme yang pernah terjadi di Indonesia. "Masak dipenjara kita zalimi lagi," ucapnya.
Menurut Pohan, kasus teror yang terjadi di Solo tidak ada keterlibatan pimpinan pondok pesantren Al-Mukmin Ngruki di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah itu. [voa/si/risalahtauhidnews]

0 komentar:

Posting Komentar