Segala puji bagi
Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menganugrahkan kita hidayah sehingga kita dapat
mengetahui dan meniti jalan Islam. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, seluruh keluarga, para
sahabat dan pengikutnya hingga hari kiamat kelak.
Tentunya, judul
di atas bagi kebanyakan kita akan menghamparkan sekian banyak masalah yang sulit
karena berangkat Jihad ke Suriah saja sudah soal apalagi memasuki Palestina
dimana ia dikelilingi oleh negara-negara yang terikat perjanjian dengan Negara
Zionis Israel. Namun yang ingin kami sampaikan adalah pengertian tersirat dari
judul itu bahwa hakekatnya Jihad sama sekali tidak membutuhkan kita akan tetapi
kitalah yang membutuhkan Jihad. Faktanya pada saat sekarang kita selalu absen
di medan-medan Jihad, Alloh Azza wa Jalla tetap memilih dan menghadirkan para
Mujahidin untuk melakukan tugas-tugas sucinya di Afghanistan, Checnya,
Dagestan, Xin Jiang, Pattani, Moro, Palestina, Aljazair, Tunisia, dan kini
Suriah (sebentar lagi Myanmar, Insya Alloh).
Jadi, jika ternyata
secara fakta, perjuangan Jihad Islam di Nusantara ini pun selalu ditelikung
perjalanannya, dirampok perolehannya dan digagalkan tujuannya maka para
Mujahidin yang ikhlas dan benar pada hakekatnya tetap menang. Mereka telah
memperoleh apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhan seluruh kaum Mukminin yakni
ampunan, rahmat dan ridho dari Alloh Jalla wa ‘Alaa. Sedangkan pengkhianatan
sebagian mantan Mujahid yang taraju’ (berbalik prinsip hidupnya)
ataupun pembiaran bahkan penistaan yang dilakukan kalangan awam yang bodoh dan
Ulama Suu’ ditengah penindasan penguasa zholim, pada hakekatnya tidak akan
memadamkan Jihad dan tidak akan memudharatkan Alloh Azza wa Jalla sedikitpun.
Bahkan mudharat meninggalkan Jihad akan berbalik kepada pelakunya berupa siksa
dan digantikan peran dan posisinya oleh Alloh Azza wa Jalla.
FirmanNya:
“Jika kamu tidak
berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih
dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi
kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Realitas Global
Prahara akhir zaman semakin
terus menyeruak dan membangunkan kesadaran kaum muslimin untuk segera mengambil
posisi dalam pertarungan eksistensi ini. Perang-perang yang seolah-olah dicicil
satu demi satu diberbagai wilayah kaum muslimin terus dilancarkan kekuatan
kuffar dunia. Aliansi kafir sedunia yang
melibatkan Yahudi, Nasrani dan kaum
Musyrikin tampaknya sadar akan bahayanya kekuatan Ummat Islam jika bersatu
dalam sebuah front perlawanan terhadap eksistensi dan hegemoni dunia yang
mereka pegang hari ini. Oleh sebab itu, melalui pernyataan pongah seorang
Fir’aun yang sudah pensiun, G.W. Bush pasca serangan 9/11, sewaktu menjadi
Presiden AS sebagai lokomotif kekufuran Internasional, mengatakan: “
Either you are with us or with the terorist!” Juga katanya, “This crusade, this war on
terrorism, is going to take a long time.”
AS dan sekutunya kemudian
menggalang kekuatan negara-negara Internasional untuk ikut dalam kampanye Gobal
War on Terorism (GWOT) yang pada hakekatnya ditujukan untuk membrangus kaum Mujahidin
secara cepat dan terbatas demi memurtadkan seluruh kaum muslimin sedunia secara
luas dan tanpa batas. Yakni kemurtadan yang diakibatkan adanya loyalitas para
penguasa dan rakyat muslim kepada AS dan sekutunya .
Perhatikan firman Alloh Azza
wa Jalla dibawah ini:
“Mereka
tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu
dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang
murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka
Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS.
Al Baqoroh: 217)
Walaupun dalam
pernyataan-pernyataannya, naik G.W Bush atau Obama sekarang, AS dan sekutunya
bukanlah memerangi Islam dan kaum Muslimin namun memerangi Al Qaeda yang
tertuduh menjadi ‘gembong teroris’ dunia. Namun fakta-fakta di lapangan
menunjukkan bahwa setiap entitas muslim yang ada di negri-negri targetnya
diperangi tanpa ampun dengan tanpa membedakan combatan atau non
combatan berdasarkan Hukum Internasional. Walhasil, Al Qaeda menjadi icon
perlawanan kaum muslimin terhadap kezhaliman dunia saat ini, wa yamkuruna
wa yamkurulloh wallohu khoirul maakirin ...!
Revolusi Iran: False Flag
Perlawanan Islam Global
Pengamat Syiah Prof DR. H.
Mohammad Baharun, SH, MA mengaku heran, jika banyak umat Islam terkagum-kagum
dengan Revolusi Iran. Ia mempertanyakan, apakah benar Revolusi Iran itu
Revolusi Islam? Kenyataannya, Revolusi Iran justru memakan anak kandungnya
sendiri. Revolusi tersebut mengorbankan ratusan manusia, mulai dari anak-anak,
wanita, hingga orang tua. (Yakni mereka yang digolongkan sebagai Nawashib atau
Ahlus Sunnah, pen.).
“Di Syiah, banyak kita
temukan antagonism (kemunafikan, pen.). Politik Luar Negeri yang dipropagandakan
Syiah adalah anti AS. Di awal revolusi, Iran sangat anti AS dan anti Rusia,
lalu dalam perkembangannya tinggal anti AS saja, dengan Rusia, Iran bisa
bersahabat. Suatu ketika, bisa saja , Iran menjadi anti Rusia, kemudian
berkompromi dengan AS. Itu terbukti, ketika perang Iran-Irak I, dimana Iran
membeli senjata dengan AS dan Israel. Kasus itu dikenal dengan sebutan Iran
Gate.”
Dunia sekarang
melihat pada dua kubu besar dan memiliki peta politik yang strategis. Ya,
Al-Qaeda dan Syi'ah. Al-Qaeda yang telah lama membentangkan peta “penaklukan”
ketika berada di Afganistan. Saat itu masih ada komandan “jenius” Syaikh Usamah
bin Laden -taqobalahullah- yang merancang ide penaklukan bersama Syaikh
Dr. Aiman Al-Zhawahiri dari Afghanistan menuju pembebasan Palestina.
Demikian pula
dengan Syi'ah, setelah revolusi Iran digulirkan, maka digulirkan pula peta
politik Khamsiniat yaitu program yang memiliki fase selama 50 tahun untuk
membangun Daulah (Syiah) Safawiyah.
Dari Irak bertolak ke Suriah
Negri Irak-lah awal
pengokohan tersebut, dimana ia menjadi saksi kedengkian Syi’ah yang kemudian
Negara (Khilafah Abbasiyah) diruntuhkan oleh konspirasi seorang Syi'ah, bernama
Ibnu Alqomi, dengan pasukan Tartar yang menggenangi tanah Baghdad
dengan warna merah darah penduduknya pada awal abad ke-7 Hijriyah dahulu. Maka
pemerintahan baru Irak hari ini yang dibuat dengan settingan AS jugamenggandeng
tokoh (Syiah) Rafidhi Nur Al-Maliki beserta kawan-kawannya untuk memberantas
Ahlussunnah di Irak yang melakukan jihad terhadap penjajah AS dimana disinyalir
penggeraknya mujahidin dari Al-Qaeda.
Aroma eksistensi
kekuatan perlawanan itu tercium setelah mujahidin dari berbagai jama’ah
(Jaisyul Fatihin, Jundush Shahabah, Kataib Anshar Al-tauhid wal Jihad yang
setelah itu tergabung dalam Al-Qaeda Internasional) berkumpul dan membentuk Majlis Syuro
Mujahidin yang kemudian membentuk hilful muthayyabin. Maka
setelah bermusyawarah, diproklamirkanlah Daulah Islam Irak pada tanggal 27
Ramadhan/13 Oktober 2006 dibawah pimpinan Abu Umar Al-Husaini Al-Baghdady -rahimahullah-.
Disamping itu,
geliat Syi'ah di Irak pun terasa. Jaisyul Mahdi (tentara Mahdi) yang dikomandoi
Moqtada Shadr, telah menampakkan eksistensi mereka di Irak. Gerakan ini muncul
pada akhir tahun 2003. Sebagaimana yang terdokumentasikan bahwa kelompok
bermanhaj Syi'ah ini banyak membunuh warga ahlussunnah. Jaisyul Mahdi pun memiliki penjara Badusy di
Mushul, dimana penjara ini menjadi saksi kekejaman Syiah (Rafidhah) terhadap ahlussunnah.
Disamping itu juga, para pejabat Syi'ah berusaha untuk mendominasi parlemen
agar mereka bisa menancapkan kuku-kuku mereka di negri dua anak sungai (Biladir
Rofidain).
Tragedi Suriah yang penuh Hikmah
Terbantainya ribuan kaum
muslimin di Suriah semenjak pemerintahan Rezim Bath yang dipimpin Bani Asad
sejak tahun delapan puluhan hingga sekarang dimana ironi yang nyata adalah
bahwa ribuan nyawa dan kehormatan kaum muslimin tersebut hanyalah dipandang sebagai
penghapusan angka statistik yang cukup disikapi dengan marah-marah dan paling
tinggi hanyalah mengutuk tanpa aksi.
Hikmah
yang dapat kita petik dari tragedi Suriah adalah bahwa kaum kuffar asli (AS,
Inggris, Rusia, China, dll) dan kafir murtad (seperti Syiah Rafidhoh Imamiyah
maupun Nusairiyah) serta kalangan munafikin baik yang menyembunyikan
kekufurannya ataupun Ulama Suu’ yang menyembunyikan keislamannya (kok ?) akan
bersatu padu dalam memerangi kaum muslimin Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Pergolakan ini menggiring ingatan kita untuk sampai ke
tepi hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana beliau bersabda:
سيصير
الأمر إلى أن تكونوا جنودا مجندة، جند بالشام وجند باليمن وجند بالعراق. قال ابن
حوالة خر لي يا رسول الله إن أدركت ذلك فقال: عليك بالشام فإنها خيرة الله من أرضه
يجتبي إليها خيرته من عباده، فأما إن أبيتم فعليكم بيمنكم واسقوا من غدركم فإن
الله توكل لي بالشام وأهله.
“Urusan ini akan sampai pada pasukan yang akan
dibariskan. Pasukan di Syam, pasukan di Yaman dan pasukan di Irak. Ibnu Khawalah
berkata: wahai rasulullah, pilihkan untuk saya jika aku menjumpai hal tersebut.
Beliau bersabda: hendaklah engkau memilih Syam karena mereka pilihan Allah dari
muka bumi yang Ia pilih dari hamba-hamba-Nya. Jika engkau tidak bisa, maka ke
Yaman kalian dan berilah minum dari sumber-sumber mata air kalian, karena Allah
memilih untukku Syam dan penduduknya”(Dikeluarkan oleh Abu Dawud yang
disahihkan Ibnu hibban dan Syaikh Al-Bani)
Di Irak kekuatan milisi bersenjata Syiah muncul dengan
nama Jaisyul Mahdi. Di Yaman mereka muncul dengan nama Al-Houthi. Di Libanon
(masih Syam) mereka muncul dengan nama Hizbullah. Namun Mujahidin hanya
terkenal dengan satu nama yang menggema, AL-QAEDA. Sama-sama secara zahir
mengangkat panji hitam. Sama-sama dalam penantian menuju pembaiatan Imam Mahdi
yang akan datang (meskipun beda versi secara keyakinan antara Ahlus Sunnah vs
Syiah).
Nanti kita bisa menyaksikan siapa yang menjadi pilihan
Allah. Apakah Syi'ah dengan seluruh firqohnya dan yang berdiri bersamanya
dimana sepanjang sejarah Islam, kaum Syiah berkoalisi dengan orang kafir
ataukah Al-Qaeda yang menolak untuk berunding (diplomasi dengan kaum kuffar dan
murtad) hingga hukum Allah benar-benar tegak dan muslim Palestina merasa aman?
Wa akhiru da'wana anil hamdu lillahi
Rabbil 'alamin.
(oleh Abu Fatih Abdurrahman)
(Kami juga menyediakan file buletin dari materi di atas yang bisa didownload di sini.....)