Aksi Solidaritas Muslim Suriah

Laskar JAT dan Beberapa Eleman Islam se Solo Raya, Lakukan Aksi Solidaritas Muslim Suriah di Gladak Solo 23 Sya'ban 1433 H

Distribusi Kording Risalah Tauhid News di Al Mukmin Ngruki

Antusiasme kaum muslimin dalam membantu penyebaran Kording Risalah Tauhid News.

Dukung dan Sebarkan Informasi Risalah Tauhid News

Raih Pahala dengan membantu Memberikan informasi kepada Masyarakat

Dukungan dari kaum muslimin

Jazakumullahu khoir kami ucapkan kepada pembaca Risalah Tauhid News yang telah memberikan dukungan baik dana maupun doanya.

Selasa, 31 Juli 2012

Ormas Islam Minta Pemerintah Gagalkan Rencana Perluasan Kedubes AS


http://hidayatullah.com/berita/gal781509320.jpg JAKARTA - Sejumlah organisasi massa (ormas) Islam meminta pemerintah menggagalkan rencana perluasan Kedutaan Besar Amerika Serikat yang terletak di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, tak jauh dari tugu Monas dan Istana Negara.Permintaan tersebut terungkap dalam rapat para tokoh dan perwakilan ormas Islam di kantor DPP Hizbut Tahrir Indonesia, di Jakarta, Selasa (31/07/2012).

Hadir dalam rapat tersebut, antara lain, perwakilan dari PP Permusi, Perti, Hidayatullah, Taruna Muslim, Persis, dan KAHMI.
"Pada prinsipnya, membangun gedung di Indonesia ini bukan masalah. Namun, ketika pihak yang membangun tersebut adalah sebuah negara yang sering bertindak zalim kepada umat Islam, maka kita harus menolaknya," ungkap juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto.
Ungkapan Ismail ini disetujui oleh seluruh peserta rapat. "Ini persoalan penting," jelas Bachtiar Chamsyah, mantan menteri sosial yang juga ikut dalam pertemuan tersebut.
Sebab, jelas Bachtiar lagi, bangsa Indonesia sudah sejak lama disetir oleh Amerika Serikat. Sudah saatnya kini pemerintah Indonesia menunjukkan kedaulatannya di negaranya sendiri.
Ismail juga menjelaskan, jika rencana pembangunan kembali gedung Kedubes AS ini berjalan mulus maka Indonesia akan menjadi negara dengan gedung Kedubes AS terbesar dan termegah di dunia. Negara pertama adalah Irak dengan luas gedung dan lahan 42 hektar. Negara kedua adalah pakistan dengan 7,2 hektar. Sedang Indonesia, 3,6 hektar.
Laporan Asia Time menunjukkan kedua kantor kedubes tersebut tak ubahnya seperti pangkalan militer AS. (hdtlh/risalahtauhidnews)


Tindakan Teror Aparat Kepolisian terhadap warga Ogan Ilir dalam Kasus Perampasan Tanah Rakyat


http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/603487_3558511851446_969600384_n.jpg
Angga korban penembakan Brimob
OGAN ILIR - Saat rezim orde baru di bawah Jenderal Suharto berkuasa, pada tahun 1982 dengan alasan pembangunan tanah petani di 20 desa dari 6 kecamatan di Ogan Ilir, Sumatera Selatan diambil paksa dan dirubah menjadi perkebunan tebu perusahaan milik negara PTPN VII unit usaha Cinta Manis.
Secara umum proses perampasan tanah rakyat oleh PTPN VII tahun 1982 di setiap desa realtif sama. Di jaman Orde Baru warga tidak memiliki pilihan selain pasrah ketika kebun Karet dan Nanas mereka digusur oleh PTPN VII tanpa ganti rugi yang layak. Proses ganti rugi tahun 1982 diakui warga diwarnai tekanan, intimidasi dan sikap refresif aparat keamanan. Ganti rugi itupun sangat tidak adil, contohnya dari 5 ha lahan, hanya 1 ha saja yang diganti, lebih parah hingga saat ini masih ada tanah warga yang belum diganti rugi oleh pihak PTPN VII. Demikian, sebagaimana dikutip dari laman lembaga yang peduli pada lingkungan hidup Walhi.
Namun sampai dengan kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono saat ini, upaya warga untuk meminta kembali hak mereka atas tanah tersebut tidak membuahkan hasil. Rezim SBY ternyata sama kejamnya dengan Rezim Orde Baru Jendral Suharto.
Berbagai upaya dialog dan mediasi telah ditempuh warga, namun pihak PTPN VII selalu mengulur waktu dan cenderung tidak memberi keputusan yang tegas. Dari luas lahan 20.000 ha yang diusahakan PTPN VII Cinta Manis hanya 6000 ha memilki HGU berlokasi di daerah Burai kecamatan Rantau Alai.
Upaya negosiasi dan usulan mediasi yang disampaikan oleh masyarakat di tolak oleh PTPN VII dan juga Kementerian BUMN ketika terjadi pertemuan di Kantor Kementerian BUMN pada hari Senin tanggal 16 Juli 2012 yang lalu. Pertemuan yang dihadiri oleh Sekretaris Menteri BUMN, Deputy Menteri BUMN Bidang Industri Primer, Direktur Utama PTPN VII, Direksi PTPN VII menolak usulan perwakilan warga yang disampaikan pada pertemuan tersebut.
Hari Selasa, tanggal 17 Juli 2012, sekitar jam 08.30 WIB, Polisi dari Kepolisian Sumatera Selatan mulai dikerahkan untuk datang ke wilayah sengketa di lokasi pabrik gula PTPN VII, di Kabupaten Ogan Ilir. Sejak saat itu Polisi melakukan penangkapan paksa terhadap warga desa, bahkan seorang Ibu dan Bayinya umur 1,5 tahun ditangkap dan dibawa ke markas polisi resort Ogan Ilir pada tanggal 22 Juli 2012 yang baru lalu.
Setiap saat warga desa di teror oleh pasukan Brimob Polda Sumsel, dan dilakukan penangkapan-penangkapan warga desa. Sampai dengan tanggal 26 Juli 2012 sudah 30 warga desa yang ditangkap polisi secara paksa.
Tanggal 27 Juli 2012, sekitar jam 16.00 WIB, terjadi bentrok antara warga dengan polisi karena polisi melakukan tindakan semena-mena di desa Limbung Jaya, Polisi menembakan senjata mereka secara membabi buta sehingga mengakibatkan 1 orang anak berumur 12 tahun (Angga Bin Darmawan) tewas tertembak di kepala saat lari keluar dari game centre karena mendengar keributan.
Saat melihat Angga terjatuh, warga mencoba menolong, tetapi dilarang oleh Polisi. Tembakan serampangan polisi juga mengakibatkan 2 orang perempuan (1 orang berumur 16 tahun bernama Jesica, 1 orang ibu), 1 orang laki-laki bernama Rusman terluka parah, Rusman terkena tembakan disiku kiri tangannya tembus selain itu dan juga alami luka di kepala.
Tindakan Kepolisian Polda Sumatera Selatan sangat tidak manusiawi, demikian juga dengan PTPN VII dan Kementerian BUMN. Pembunuhan terhadap warga negara tanpa alasan yang jelas dan penganiayaan yang dilakukan terhadap warga telah diluar batas pri-kemanusiaan. Sebagai state own company seharusnya PTPN VII bekerja untuk mensejahterakan warga bukan menyengsarakan dan menindas warga. Pimpinan PTPN VII harus bertanggung jawab atas gugurnya korban jiwa akibat kerakusan PTPN VII.
Kekerasan dan pembunuhan ini memperkuat kembali bukti bahwa pendekatan keamanan dengan menggunakan aparat negara menjadi pendekatan utama dalam konflik agraria dan sumber daya alam di Indonesia. Presiden menginstruksi dalam rapat di Kejaksanaan Agung untuk pembentukan Tim Terpadu Konflik Agraria, ternyata tidak memberikan harapan apapun dengan masa depan penyelesaian konflik agraria di Indonesia, dan diperkuat dengan bukti kekerasan pada hari ini jumat (27/7). (berita hukum.com/risalahtauhidnews)



Jumat, 13 Juli 2012

DARI SURIAH MENUJU PEMBEBASAN BAITUL MAQDIS (PALESTINA)


Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menganugrahkan kita hidayah sehingga kita dapat mengetahui dan meniti jalan Islam. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, seluruh keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga hari kiamat kelak.
Tentunya, judul di atas bagi kebanyakan kita akan menghamparkan sekian banyak masalah yang sulit karena berangkat Jihad ke Suriah saja sudah soal apalagi memasuki Palestina dimana ia dikelilingi oleh negara-negara yang terikat perjanjian dengan Negara Zionis Israel. Namun yang ingin kami sampaikan adalah pengertian tersirat dari judul itu bahwa hakekatnya Jihad sama sekali tidak membutuhkan kita akan tetapi kitalah yang membutuhkan Jihad. Faktanya pada saat sekarang kita selalu absen di medan-medan Jihad, Alloh Azza wa Jalla tetap memilih dan menghadirkan para Mujahidin untuk melakukan tugas-tugas sucinya di Afghanistan, Checnya, Dagestan, Xin Jiang, Pattani, Moro, Palestina, Aljazair, Tunisia, dan kini Suriah (sebentar lagi Myanmar, Insya Alloh).
Jadi, jika ternyata secara fakta, perjuangan Jihad Islam di Nusantara ini pun selalu ditelikung perjalanannya, dirampok perolehannya dan digagalkan tujuannya maka para Mujahidin yang ikhlas dan benar pada hakekatnya tetap menang. Mereka telah memperoleh apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhan seluruh kaum Mukminin yakni ampunan, rahmat dan ridho dari Alloh Jalla wa ‘Alaa. Sedangkan pengkhianatan sebagian mantan Mujahid yang taraju’ (berbalik prinsip hidupnya) ataupun pembiaran bahkan penistaan yang dilakukan kalangan awam yang bodoh dan Ulama Suu’ ditengah penindasan penguasa zholim, pada hakekatnya tidak akan memadamkan Jihad dan tidak akan memudharatkan Alloh Azza wa Jalla sedikitpun. Bahkan mudharat meninggalkan Jihad akan berbalik kepada pelakunya berupa siksa dan digantikan peran dan posisinya oleh Alloh Azza wa Jalla.
FirmanNya:
“Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Realitas Global
Prahara akhir zaman semakin terus menyeruak dan membangunkan kesadaran kaum muslimin untuk segera mengambil posisi dalam pertarungan eksistensi ini. Perang-perang yang seolah-olah dicicil satu demi satu diberbagai wilayah kaum muslimin terus dilancarkan kekuatan kuffar dunia.  Aliansi kafir sedunia yang melibatkan Yahudi, Nasrani  dan kaum Musyrikin tampaknya sadar akan bahayanya kekuatan Ummat Islam jika bersatu dalam sebuah front perlawanan terhadap eksistensi dan hegemoni dunia yang mereka pegang hari ini. Oleh sebab itu, melalui pernyataan pongah seorang Fir’aun yang sudah pensiun, G.W. Bush pasca serangan 9/11, sewaktu menjadi Presiden AS sebagai lokomotif kekufuran Internasional, mengatakan: “ Either you are with us or with the terorist!”  Juga katanya, “This crusade, this war on terrorism, is going to take a long time.”
AS dan sekutunya kemudian menggalang kekuatan negara-negara Internasional untuk ikut dalam kampanye Gobal War on Terorism (GWOT) yang pada hakekatnya ditujukan untuk membrangus kaum Mujahidin secara cepat dan terbatas demi memurtadkan seluruh kaum muslimin sedunia secara luas dan tanpa batas. Yakni kemurtadan yang diakibatkan adanya loyalitas para penguasa dan rakyat muslim kepada AS dan sekutunya .
Perhatikan firman Alloh Azza wa Jalla dibawah ini:
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqoroh: 217)
Walaupun dalam pernyataan-pernyataannya, naik G.W Bush atau Obama sekarang, AS dan sekutunya bukanlah memerangi Islam dan kaum Muslimin namun memerangi Al Qaeda yang tertuduh menjadi ‘gembong teroris’ dunia. Namun fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa setiap entitas muslim yang ada di negri-negri targetnya diperangi tanpa ampun dengan tanpa membedakan combatan atau non combatan berdasarkan Hukum Internasional. Walhasil, Al Qaeda menjadi icon perlawanan kaum muslimin terhadap kezhaliman dunia saat ini, wa yamkuruna wa yamkurulloh wallohu khoirul maakirin ...!
Revolusi Iran: False Flag[1] Perlawanan Islam Global
Pengamat Syiah Prof DR. H. Mohammad Baharun, SH, MA mengaku heran, jika banyak umat Islam terkagum-kagum dengan Revolusi Iran. Ia mempertanyakan, apakah benar Revolusi Iran itu Revolusi Islam? Kenyataannya, Revolusi Iran justru memakan anak kandungnya sendiri. Revolusi tersebut mengorbankan ratusan manusia, mulai dari anak-anak, wanita, hingga orang tua. (Yakni mereka yang digolongkan sebagai Nawashib atau Ahlus Sunnah, pen.).
Di Syiah, banyak kita temukan antagonism (kemunafikan, pen.). Politik Luar Negeri yang dipropagandakan Syiah adalah anti AS. Di awal revolusi, Iran sangat anti AS dan anti Rusia, lalu dalam perkembangannya tinggal anti AS saja, dengan Rusia, Iran bisa bersahabat. Suatu ketika, bisa saja , Iran menjadi anti Rusia, kemudian berkompromi dengan AS. Itu terbukti, ketika perang Iran-Irak I, dimana Iran membeli senjata dengan AS dan Israel. Kasus itu dikenal dengan sebutan Iran Gate.”[2]
Dunia sekarang melihat pada dua kubu besar dan memiliki peta politik yang strategis. Ya, Al-Qaeda dan Syi'ah. Al-Qaeda yang telah lama membentangkan peta “penaklukan” ketika berada di Afganistan. Saat itu masih ada komandan “jenius” Syaikh Usamah bin Laden -taqobalahullah- yang merancang ide penaklukan bersama Syaikh Dr. Aiman Al-Zhawahiri dari Afghanistan menuju pembebasan Palestina.
Demikian pula dengan Syi'ah, setelah revolusi Iran digulirkan, maka digulirkan pula peta politik Khamsiniat yaitu program yang memiliki fase selama 50 tahun untuk membangun Daulah (Syiah) Safawiyah.[3]
Dari Irak bertolak ke Suriah
Negri Irak-lah awal pengokohan tersebut, dimana ia menjadi saksi kedengkian Syi’ah yang kemudian Negara (Khilafah Abbasiyah) diruntuhkan oleh konspirasi seorang Syi'ah, bernama Ibnu Alqomi[4],  dengan pasukan Tartar yang menggenangi tanah Baghdad dengan warna merah darah penduduknya pada awal abad ke-7 Hijriyah dahulu. Maka pemerintahan baru Irak hari ini yang dibuat dengan settingan AS jugamenggandeng tokoh (Syiah) Rafidhi Nur Al-Maliki beserta kawan-kawannya untuk memberantas Ahlussunnah di Irak yang melakukan jihad terhadap penjajah AS dimana disinyalir penggeraknya mujahidin dari Al-Qaeda[5].
Aroma eksistensi kekuatan perlawanan itu tercium setelah mujahidin dari berbagai jama’ah (Jaisyul Fatihin, Jundush Shahabah, Kataib Anshar Al-tauhid wal Jihad yang setelah itu tergabung dalam Al-Qaeda Internasional[6])  berkumpul dan membentuk Majlis Syuro Mujahidin yang kemudian membentuk hilful muthayyabin. Maka setelah bermusyawarah, diproklamirkanlah Daulah Islam Irak pada tanggal 27 Ramadhan/13 Oktober 2006 dibawah pimpinan Abu Umar Al-Husaini Al-Baghdady -rahimahullah-.
Disamping itu, geliat Syi'ah di Irak pun terasa. Jaisyul Mahdi (tentara Mahdi) yang dikomandoi Moqtada Shadr, telah menampakkan eksistensi mereka di Irak. Gerakan ini muncul pada akhir tahun 2003. Sebagaimana yang terdokumentasikan bahwa kelompok bermanhaj Syi'ah ini banyak membunuh warga ahlussunnah.  Jaisyul Mahdi pun memiliki penjara Badusy di Mushul, dimana penjara ini menjadi saksi kekejaman Syiah (Rafidhah) terhadap ahlussunnah. Disamping itu juga, para pejabat Syi'ah berusaha untuk mendominasi parlemen agar mereka bisa menancapkan kuku-kuku mereka di negri dua anak sungai (Biladir Rofidain).
Tragedi Suriah yang penuh Hikmah
Terbantainya ribuan kaum muslimin di Suriah semenjak pemerintahan Rezim Bath yang dipimpin Bani Asad sejak tahun delapan puluhan hingga sekarang dimana ironi yang nyata adalah bahwa ribuan nyawa dan kehormatan kaum muslimin tersebut hanyalah dipandang sebagai penghapusan angka statistik yang cukup disikapi dengan marah-marah dan paling tinggi hanyalah mengutuk tanpa aksi.
Hikmah yang dapat kita petik dari tragedi Suriah adalah bahwa kaum kuffar asli (AS, Inggris, Rusia, China, dll) dan kafir murtad (seperti Syiah Rafidhoh Imamiyah maupun Nusairiyah) serta kalangan munafikin baik yang menyembunyikan kekufurannya ataupun Ulama Suu’ yang menyembunyikan keislamannya (kok ?) akan bersatu padu dalam memerangi kaum muslimin Ahlus Sunnah wal Jama’ah.         
Pergolakan ini menggiring ingatan kita untuk sampai ke tepi hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana beliau bersabda:
سيصير الأمر إلى أن تكونوا جنودا مجندة، جند بالشام وجند باليمن وجند بالعراق. قال ابن حوالة خر لي يا رسول الله إن أدركت ذلك فقال: عليك بالشام فإنها خيرة الله من أرضه يجتبي إليها خيرته من عباده، فأما إن أبيتم فعليكم بيمنكم واسقوا من غدركم فإن الله توكل لي بالشام وأهله.
Urusan ini akan sampai pada pasukan yang akan dibariskan. Pasukan di Syam, pasukan di Yaman dan pasukan di Irak. Ibnu Khawalah berkata: wahai rasulullah, pilihkan untuk saya jika aku menjumpai hal tersebut. Beliau bersabda: hendaklah engkau memilih Syam karena mereka pilihan Allah dari muka bumi yang Ia pilih dari hamba-hamba-Nya. Jika engkau tidak bisa, maka ke Yaman kalian dan berilah minum dari sumber-sumber mata air kalian, karena Allah memilih untukku Syam dan penduduknya”(Dikeluarkan oleh Abu Dawud yang disahihkan Ibnu hibban dan Syaikh Al-Bani)
Di Irak kekuatan milisi bersenjata Syiah muncul dengan nama Jaisyul Mahdi. Di Yaman mereka muncul dengan nama Al-Houthi. Di Libanon (masih Syam) mereka muncul dengan nama Hizbullah. Namun Mujahidin hanya terkenal dengan satu nama yang menggema, AL-QAEDA. Sama-sama secara zahir mengangkat panji hitam. Sama-sama dalam penantian menuju pembaiatan Imam Mahdi yang akan datang (meskipun beda versi secara keyakinan antara Ahlus Sunnah vs Syiah).
Nanti kita bisa menyaksikan siapa yang menjadi pilihan Allah. Apakah Syi'ah dengan seluruh firqohnya dan yang berdiri bersamanya dimana sepanjang sejarah Islam, kaum Syiah berkoalisi dengan orang kafir ataukah Al-Qaeda yang menolak untuk berunding (diplomasi dengan kaum kuffar dan murtad) hingga hukum Allah benar-benar tegak dan muslim Palestina merasa aman?[7]
Wa akhiru da'wana anil hamdu lillahi Rabbil 'alamin.

(oleh Abu Fatih Abdurrahman)


(Kami juga menyediakan file buletin dari materi di atas yang bisa didownload di sini.....)



[1] False Flag adalah strategi peperangan untuk mengecohkan lawan dengan mengibarkan bendera palsu sehingga potensi lawan terkuras habis.
[2] VOA-Islam, Senin, 16 Jan 2012
[3] Abu Asybal Usamah, VOA Islam, 20 Maret 2012
[4] Nama yang selalu dipuja-puji oleh Khomaeni selaku pendiri republik Syi’ah Iran hari ini maka wapadailah mereka yang memuja-muji Iran, Khomaeni, Ali Khamenei ataupun Ahmadinejad.
[5] Yakni Tandhim Al Qo’idah Fi Biladir Rofidain
[6] Tepatnya bernama Tandhim Qo’idatul Jihad
[7] Abu Asybal Usamah, VOA Islam, 20 Maret 2012

Ribuan Muslim Solo Gelar Aksi Kemanusiaan untuk Suriah

SOLO - Hari Jum'at 13 Juli 2012 di perempatan Gladag Solo ribuan anggota dari Forum Solidaritas Muslim untuk Suriah turun ke jalan longmarch sepanjang jalan Slamet Riyadi.
Pernyataan Sikap ditulis dalam 3 bahasa, Bahasa Indonesia, Inggris dan Arab. Ketua Aksi FSMS Edi Lukito membacakan pernyataan sikap dalam bahasa Indonesia, sedangkan dalam bahasa Arab dibacakan oleh Ust. Syarif dari Hilal Ahmar Socity Indonesia [HASI]. Aksi ini di dukung beberapa elemen Muslim di Karisidenan Surakarta diantaranya JAT, FKAM, FPI, Fujamas, LUIS,  Majelis Taklim Al Islah, Aslami, PPI Al Mukmin Ngruki, PPI Darusy Syahadah Boyolali, PPI Isykarima Karanganyar, Mahasiswa Pecinta Alam, HTI Soloraya, Jamaah Darul Muhajirin, Jamaah Al Anshor dan KAMMI Solo
Salah satu pernyataan sikapnya FSMS adalah menuntut Presiden Basyar Assad mengundurkan diri dari jabatannya, menyerahkan jabatannya kepada umat Islam yang lebih berhak atas pemerintahan Suriah, dan meminta agar Basyar Assad segera bertaubat dari berbagai tindakan zalim dan sadisnya serta bertaubat dari kesombongannya yang telah melampaui batas dengan mengakui dirinya sebagai tuhan di mana pasukan-pasukannya memaksa umat Islam di Suriah untuk menggantikan kalimat tauhid “Laa ilaha illallah” dengan “Lailaha illa Basyar”.
Beberapa orator silih berganti, turut Hadir dan menjadi orator adalah Ust. Mustaqim dan Ust. Arham dari KISPA. Dilanjutkan Ust. Choirul RS dan DR. Muinidinillah Basri MA sebagai orator terakhir sekaligus membacakan doa untuk keselamatan Muslim di Suriah.
Acara juga dimeriahkan dengan triatikal yang menggambarkan Kekejaman Basar Asad. Dalam aksi ini foto mirip presiden Suriah Basyar Asad dan Iran Mahmud Ahmadi Nejad di bakar massa.
Walaupun massa yang hadir cukup banyak, namun acara tertib dan lalu lintas berjalan lancar (endro/risalahtauhidnews)

Minggu, 08 Juli 2012

Laskar Islam Minta Polisi Bubarkan Pusat Judi 'Las Vegas' Klaten


 KLATEN - Ahad siang 08/07 ratusan Laskar Islam berkumpul di GOR Gelarsena Klaten untuk melaksanakan long march dan aksi simpatik jelang bulan Ramadhan.
Bubarkan Pusat Perjudian Terbesar di Jawa Tengah
Setelah briefing di depan GOR Gelarsena sekitar pukul 08.0 WIB, diadakan sedikit orasi dari Ketua Front Umat Islam (FUI) Klaten Basuno. Berbagai spanduk untuk menghentikan segala aktifitas maksiat menjelang bulan suci Ramadhan 1433 H. Ketua FUI Klaten Basuno dalam orasinya menekankan bahwa di daerah Dukuh Tegalweru Balerante Jawa Tengah terdapat pusat perjudian terbesar di Jawa Tengah.
“Di Klaten terdapat sebuah Las Vegas yang telah beroperasi selama belasan tahun. Hal ini berdambak negatif dan diresahkan warga masyarakat di sekitar tempat yang dijadikan perjudian itu. Tidak hanya judi dan sabung ayam, tapi juga menjadi tempat prostitusi,” jelas Ketua Front Umat Islam (FUI) Klaten Basuno.
“Kami menuntut supaya pihak kepolisian dapat melakukan penutupan segara sebelum memasuki bulan ramadan, karena selama ini penanganannya terbilang lambat. Jika sebelum ramadan belum ditutup oleh polisi, maka kami akan naik ke Balerante dan melakukan tindakan sendiri,” tegas Basuno.
Basuno mengingatkan kepolisian agar mereka segera menutup "Las Vegasnya" Jawa Tengah tersebut, dan jika tidak maka laskar Islam akan bertindak sendiri untuk menutupnya.
Menurut informasi yang bisa dihimpun pusat judi di Tegalweru menghasilkan omset ratusan juta rupiah. Pelaku judi dari luar kota banyak yang berdatangan ke lokasi tersebut. Sebagai bentuk perjudian, selama ini Polres Klaten dianggap belum melakukan tindakan berarti untuk menutup kegiatan haram tersebut. [muslimdaily/risalahtauhidnews]

Jumat, 06 Juli 2012

LUIS Pertanyakan Usulan Pemindahan Sidang Kasus Gandekan

Hari ini Kamis 5 Juli 2012 LUIS mendatangi Walikota dan Polres Solo terkait usulan pemindahan Sidang Kasus Gandekan. Sebelumnya LUIS juga datangi Kantor Kejaksaan Negeri Solo untuk konfirmasi. Dari info yang dihimpun LUIS sejak Senin tanggal 2 Juli 2012 berkas Tersangka IW sudah dilimpahkan ke Kejari Solo, namun demikian masalah tempat penyidangan masih menunggu putusan dari Mahkamah Agung. Dari Kejari menerima usulan dari Walikota dan Polres Solo, alasan secara umum bahwa Walikota dan Polres Solo mengusulkan pemindahan tempat sidang Kasus Gandekan ini karena alasan keamanan.
Jika dilihat Insiden Gandekan secara obyektif, bahwa warga dan Jamaah Masjid menjadi korban dari Kelompok IW, tanpa diketahui motif IW menyerang para Korban. Sedangkan reaksi dari Umat Islam bersifat spontanitas, wajar dan damai. Itupun masih ada yang gangguan ketika longmarch di kampung Gandekan. Sedangkan Paska Kasus Gandekan terjadi hingga sekarang Solo cukup kondusif.
Dalam pandangan LUIS tempat sidang Kasus Gandekan sebaiknya tetap di Solo dengan alasan bahwa :
1.    TKP berada di Solo
2.    Kasus ini merupakan kasus kriminal murni
3.    Biaya lebih murah
4.    Berdasar fakta empiris persidangan di Solo selama ini, tidak ada ancaman yang serius yang mengganggu jalannya sidang.
5.    Usulan pemindahan tempat sidang ada kesan kekawatiran dan ketakutan yang berlebihan dari Walikota dan Polres Solo, hal ini justru mencitrakan kota Solo seolah-olah tidak aman, tidak terkendali dan tidak kondusif.
6.    Kasus Gandekan berbeda dengan kasus di Temanggung maupun di Sragen pemindahan tempat sidang karena ada kerusuhan sebelumnya.

                                                                                                                              Surakarta, 5 Juli 2012
                             Ketua                                                                                                 Sekretaris

                      Edi Lukito, SH                                                                                Drs. Yusuf Suparno