Jumat, 13 Juli 2012

DARI SURIAH MENUJU PEMBEBASAN BAITUL MAQDIS (PALESTINA)


Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menganugrahkan kita hidayah sehingga kita dapat mengetahui dan meniti jalan Islam. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, seluruh keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga hari kiamat kelak.
Tentunya, judul di atas bagi kebanyakan kita akan menghamparkan sekian banyak masalah yang sulit karena berangkat Jihad ke Suriah saja sudah soal apalagi memasuki Palestina dimana ia dikelilingi oleh negara-negara yang terikat perjanjian dengan Negara Zionis Israel. Namun yang ingin kami sampaikan adalah pengertian tersirat dari judul itu bahwa hakekatnya Jihad sama sekali tidak membutuhkan kita akan tetapi kitalah yang membutuhkan Jihad. Faktanya pada saat sekarang kita selalu absen di medan-medan Jihad, Alloh Azza wa Jalla tetap memilih dan menghadirkan para Mujahidin untuk melakukan tugas-tugas sucinya di Afghanistan, Checnya, Dagestan, Xin Jiang, Pattani, Moro, Palestina, Aljazair, Tunisia, dan kini Suriah (sebentar lagi Myanmar, Insya Alloh).
Jadi, jika ternyata secara fakta, perjuangan Jihad Islam di Nusantara ini pun selalu ditelikung perjalanannya, dirampok perolehannya dan digagalkan tujuannya maka para Mujahidin yang ikhlas dan benar pada hakekatnya tetap menang. Mereka telah memperoleh apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhan seluruh kaum Mukminin yakni ampunan, rahmat dan ridho dari Alloh Jalla wa ‘Alaa. Sedangkan pengkhianatan sebagian mantan Mujahid yang taraju’ (berbalik prinsip hidupnya) ataupun pembiaran bahkan penistaan yang dilakukan kalangan awam yang bodoh dan Ulama Suu’ ditengah penindasan penguasa zholim, pada hakekatnya tidak akan memadamkan Jihad dan tidak akan memudharatkan Alloh Azza wa Jalla sedikitpun. Bahkan mudharat meninggalkan Jihad akan berbalik kepada pelakunya berupa siksa dan digantikan peran dan posisinya oleh Alloh Azza wa Jalla.
FirmanNya:
“Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Realitas Global
Prahara akhir zaman semakin terus menyeruak dan membangunkan kesadaran kaum muslimin untuk segera mengambil posisi dalam pertarungan eksistensi ini. Perang-perang yang seolah-olah dicicil satu demi satu diberbagai wilayah kaum muslimin terus dilancarkan kekuatan kuffar dunia.  Aliansi kafir sedunia yang melibatkan Yahudi, Nasrani  dan kaum Musyrikin tampaknya sadar akan bahayanya kekuatan Ummat Islam jika bersatu dalam sebuah front perlawanan terhadap eksistensi dan hegemoni dunia yang mereka pegang hari ini. Oleh sebab itu, melalui pernyataan pongah seorang Fir’aun yang sudah pensiun, G.W. Bush pasca serangan 9/11, sewaktu menjadi Presiden AS sebagai lokomotif kekufuran Internasional, mengatakan: “ Either you are with us or with the terorist!”  Juga katanya, “This crusade, this war on terrorism, is going to take a long time.”
AS dan sekutunya kemudian menggalang kekuatan negara-negara Internasional untuk ikut dalam kampanye Gobal War on Terorism (GWOT) yang pada hakekatnya ditujukan untuk membrangus kaum Mujahidin secara cepat dan terbatas demi memurtadkan seluruh kaum muslimin sedunia secara luas dan tanpa batas. Yakni kemurtadan yang diakibatkan adanya loyalitas para penguasa dan rakyat muslim kepada AS dan sekutunya .
Perhatikan firman Alloh Azza wa Jalla dibawah ini:
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqoroh: 217)
Walaupun dalam pernyataan-pernyataannya, naik G.W Bush atau Obama sekarang, AS dan sekutunya bukanlah memerangi Islam dan kaum Muslimin namun memerangi Al Qaeda yang tertuduh menjadi ‘gembong teroris’ dunia. Namun fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa setiap entitas muslim yang ada di negri-negri targetnya diperangi tanpa ampun dengan tanpa membedakan combatan atau non combatan berdasarkan Hukum Internasional. Walhasil, Al Qaeda menjadi icon perlawanan kaum muslimin terhadap kezhaliman dunia saat ini, wa yamkuruna wa yamkurulloh wallohu khoirul maakirin ...!
Revolusi Iran: False Flag[1] Perlawanan Islam Global
Pengamat Syiah Prof DR. H. Mohammad Baharun, SH, MA mengaku heran, jika banyak umat Islam terkagum-kagum dengan Revolusi Iran. Ia mempertanyakan, apakah benar Revolusi Iran itu Revolusi Islam? Kenyataannya, Revolusi Iran justru memakan anak kandungnya sendiri. Revolusi tersebut mengorbankan ratusan manusia, mulai dari anak-anak, wanita, hingga orang tua. (Yakni mereka yang digolongkan sebagai Nawashib atau Ahlus Sunnah, pen.).
Di Syiah, banyak kita temukan antagonism (kemunafikan, pen.). Politik Luar Negeri yang dipropagandakan Syiah adalah anti AS. Di awal revolusi, Iran sangat anti AS dan anti Rusia, lalu dalam perkembangannya tinggal anti AS saja, dengan Rusia, Iran bisa bersahabat. Suatu ketika, bisa saja , Iran menjadi anti Rusia, kemudian berkompromi dengan AS. Itu terbukti, ketika perang Iran-Irak I, dimana Iran membeli senjata dengan AS dan Israel. Kasus itu dikenal dengan sebutan Iran Gate.”[2]
Dunia sekarang melihat pada dua kubu besar dan memiliki peta politik yang strategis. Ya, Al-Qaeda dan Syi'ah. Al-Qaeda yang telah lama membentangkan peta “penaklukan” ketika berada di Afganistan. Saat itu masih ada komandan “jenius” Syaikh Usamah bin Laden -taqobalahullah- yang merancang ide penaklukan bersama Syaikh Dr. Aiman Al-Zhawahiri dari Afghanistan menuju pembebasan Palestina.
Demikian pula dengan Syi'ah, setelah revolusi Iran digulirkan, maka digulirkan pula peta politik Khamsiniat yaitu program yang memiliki fase selama 50 tahun untuk membangun Daulah (Syiah) Safawiyah.[3]
Dari Irak bertolak ke Suriah
Negri Irak-lah awal pengokohan tersebut, dimana ia menjadi saksi kedengkian Syi’ah yang kemudian Negara (Khilafah Abbasiyah) diruntuhkan oleh konspirasi seorang Syi'ah, bernama Ibnu Alqomi[4],  dengan pasukan Tartar yang menggenangi tanah Baghdad dengan warna merah darah penduduknya pada awal abad ke-7 Hijriyah dahulu. Maka pemerintahan baru Irak hari ini yang dibuat dengan settingan AS jugamenggandeng tokoh (Syiah) Rafidhi Nur Al-Maliki beserta kawan-kawannya untuk memberantas Ahlussunnah di Irak yang melakukan jihad terhadap penjajah AS dimana disinyalir penggeraknya mujahidin dari Al-Qaeda[5].
Aroma eksistensi kekuatan perlawanan itu tercium setelah mujahidin dari berbagai jama’ah (Jaisyul Fatihin, Jundush Shahabah, Kataib Anshar Al-tauhid wal Jihad yang setelah itu tergabung dalam Al-Qaeda Internasional[6])  berkumpul dan membentuk Majlis Syuro Mujahidin yang kemudian membentuk hilful muthayyabin. Maka setelah bermusyawarah, diproklamirkanlah Daulah Islam Irak pada tanggal 27 Ramadhan/13 Oktober 2006 dibawah pimpinan Abu Umar Al-Husaini Al-Baghdady -rahimahullah-.
Disamping itu, geliat Syi'ah di Irak pun terasa. Jaisyul Mahdi (tentara Mahdi) yang dikomandoi Moqtada Shadr, telah menampakkan eksistensi mereka di Irak. Gerakan ini muncul pada akhir tahun 2003. Sebagaimana yang terdokumentasikan bahwa kelompok bermanhaj Syi'ah ini banyak membunuh warga ahlussunnah.  Jaisyul Mahdi pun memiliki penjara Badusy di Mushul, dimana penjara ini menjadi saksi kekejaman Syiah (Rafidhah) terhadap ahlussunnah. Disamping itu juga, para pejabat Syi'ah berusaha untuk mendominasi parlemen agar mereka bisa menancapkan kuku-kuku mereka di negri dua anak sungai (Biladir Rofidain).
Tragedi Suriah yang penuh Hikmah
Terbantainya ribuan kaum muslimin di Suriah semenjak pemerintahan Rezim Bath yang dipimpin Bani Asad sejak tahun delapan puluhan hingga sekarang dimana ironi yang nyata adalah bahwa ribuan nyawa dan kehormatan kaum muslimin tersebut hanyalah dipandang sebagai penghapusan angka statistik yang cukup disikapi dengan marah-marah dan paling tinggi hanyalah mengutuk tanpa aksi.
Hikmah yang dapat kita petik dari tragedi Suriah adalah bahwa kaum kuffar asli (AS, Inggris, Rusia, China, dll) dan kafir murtad (seperti Syiah Rafidhoh Imamiyah maupun Nusairiyah) serta kalangan munafikin baik yang menyembunyikan kekufurannya ataupun Ulama Suu’ yang menyembunyikan keislamannya (kok ?) akan bersatu padu dalam memerangi kaum muslimin Ahlus Sunnah wal Jama’ah.         
Pergolakan ini menggiring ingatan kita untuk sampai ke tepi hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana beliau bersabda:
سيصير الأمر إلى أن تكونوا جنودا مجندة، جند بالشام وجند باليمن وجند بالعراق. قال ابن حوالة خر لي يا رسول الله إن أدركت ذلك فقال: عليك بالشام فإنها خيرة الله من أرضه يجتبي إليها خيرته من عباده، فأما إن أبيتم فعليكم بيمنكم واسقوا من غدركم فإن الله توكل لي بالشام وأهله.
Urusan ini akan sampai pada pasukan yang akan dibariskan. Pasukan di Syam, pasukan di Yaman dan pasukan di Irak. Ibnu Khawalah berkata: wahai rasulullah, pilihkan untuk saya jika aku menjumpai hal tersebut. Beliau bersabda: hendaklah engkau memilih Syam karena mereka pilihan Allah dari muka bumi yang Ia pilih dari hamba-hamba-Nya. Jika engkau tidak bisa, maka ke Yaman kalian dan berilah minum dari sumber-sumber mata air kalian, karena Allah memilih untukku Syam dan penduduknya”(Dikeluarkan oleh Abu Dawud yang disahihkan Ibnu hibban dan Syaikh Al-Bani)
Di Irak kekuatan milisi bersenjata Syiah muncul dengan nama Jaisyul Mahdi. Di Yaman mereka muncul dengan nama Al-Houthi. Di Libanon (masih Syam) mereka muncul dengan nama Hizbullah. Namun Mujahidin hanya terkenal dengan satu nama yang menggema, AL-QAEDA. Sama-sama secara zahir mengangkat panji hitam. Sama-sama dalam penantian menuju pembaiatan Imam Mahdi yang akan datang (meskipun beda versi secara keyakinan antara Ahlus Sunnah vs Syiah).
Nanti kita bisa menyaksikan siapa yang menjadi pilihan Allah. Apakah Syi'ah dengan seluruh firqohnya dan yang berdiri bersamanya dimana sepanjang sejarah Islam, kaum Syiah berkoalisi dengan orang kafir ataukah Al-Qaeda yang menolak untuk berunding (diplomasi dengan kaum kuffar dan murtad) hingga hukum Allah benar-benar tegak dan muslim Palestina merasa aman?[7]
Wa akhiru da'wana anil hamdu lillahi Rabbil 'alamin.

(oleh Abu Fatih Abdurrahman)


(Kami juga menyediakan file buletin dari materi di atas yang bisa didownload di sini.....)



[1] False Flag adalah strategi peperangan untuk mengecohkan lawan dengan mengibarkan bendera palsu sehingga potensi lawan terkuras habis.
[2] VOA-Islam, Senin, 16 Jan 2012
[3] Abu Asybal Usamah, VOA Islam, 20 Maret 2012
[4] Nama yang selalu dipuja-puji oleh Khomaeni selaku pendiri republik Syi’ah Iran hari ini maka wapadailah mereka yang memuja-muji Iran, Khomaeni, Ali Khamenei ataupun Ahmadinejad.
[5] Yakni Tandhim Al Qo’idah Fi Biladir Rofidain
[6] Tepatnya bernama Tandhim Qo’idatul Jihad
[7] Abu Asybal Usamah, VOA Islam, 20 Maret 2012

0 komentar:

Posting Komentar