Aksi Solidaritas Muslim Suriah

Laskar JAT dan Beberapa Eleman Islam se Solo Raya, Lakukan Aksi Solidaritas Muslim Suriah di Gladak Solo 23 Sya'ban 1433 H

Distribusi Kording Risalah Tauhid News di Al Mukmin Ngruki

Antusiasme kaum muslimin dalam membantu penyebaran Kording Risalah Tauhid News.

Dukung dan Sebarkan Informasi Risalah Tauhid News

Raih Pahala dengan membantu Memberikan informasi kepada Masyarakat

Dukungan dari kaum muslimin

Jazakumullahu khoir kami ucapkan kepada pembaca Risalah Tauhid News yang telah memberikan dukungan baik dana maupun doanya.

Selasa, 11 September 2012

"Proyek Terorisme" Rekayasa pihak BNPT dan Densus 88 Untuk mendapatkan kucuran dana


http://salam-online.com/site/wp-content/thumb.php?w=690&h=300&src=http://salam-online.com/site/wp-content/uploads/2012/09/Mulyo-Wibisono-mantan-Komandan-Satgas-Intel-BAIS-pedomannews-jpeg.image_.jpgJAKARTA : Sebelum terjadinya “teror” Solo, telah terjadi pertemuan secara tertutup di markas Kopassus Kartosuro antara Direktur Penindakan BNPT, Brigjen (Pol) Petrus R Golose dengan jajaran Dandim, Komandan Kopassus Grup 2, Kapolres se-Solo Raya dan dan perwakilan dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.


“Saya baca di media, tiga bulan  sekitar bulan Juni sebelum ada ‘teror’ Solo, ada pertemuan petinggi BNPT dengan pejabat militer dan polisi seluruh Jawa Tengah di markas Kopassus Kartosuro yang katanya membahas penanggulangan antiteror. Apa gunanya pertemuan itu kok tiba-tiba ada ‘teror’,” kata mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Pertama  TNI Purn Mulyo Wibisono kepada itoday, Sabtu (8/9/2012).
Untuk diketahui, pertemuan di markas Kopassus Kartosuro yang dimaksud Mulyo terjadi pada Kamis, 21 Juni 2012.
Menurut Mulyo, pertemuan itu seharusnya sudah mengetahui jaringan “teroris”, termasuk yang terbaru dan dapat mengantisipasi adanya “teror”, terlebih lagi di Solo.
“Pertemuan BNPT di Kartosuro masih wilayah Solo yang katanya sumber “teroris”, masih juga kecolongan. Saya minta pertemuan itu dibongkar saja, apa sih isinya, biar masyarakat tahu dan tidak curiga sepak terjang BNPT dan Densus,” ungkap Mulyo.
Mulyo mencurigai kemunculan “teroris” Solo kemungkinan rekayasa pihak BNPT untuk mendapatkan kucuran dana. “Kemunculan ‘teroris’ itu menguntungkan polisi dan BNPT. Mereka mendapatkan keuntungan dari proyek ‘teroris’,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, dalam menjalankan “Proyek Terorisme” itu, pihak BNPT bisa juga melakukan operasi intelijen dengan menyusup kepada orang-orang yang ingin melakukan “teror”.
“Memunculkan ‘teror’ itu biasa dalam operasi intelijen agar orang-orang yang diduga ‘teroris’ itu muncul. Dan dengan munculnya ‘teroris’ akan memberikan keuntungan bagi polisi dan BNPT,” pungkasnya. (itoday/salam-online/risalahtauhidnews)

Rabu, 05 September 2012

Ustadz Son Hadi: Ada Intrik di Balik Bualan Ansyaad Mbai terkait Teror Solo

JAKARTA – Ustadz  Son Hadi selaku Direktur JAT Media Center (JMC), membantah dengan keras tuduhan dari Kepala BNPT Ansyaad Mbai yang menuding bahwa Amir Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) Ustad Abu Bakar Ba’asyir berada dibalik teror Solo yang menewaskan seorang polisi.
Namun sebaliknya, ustadz Son Hadi menilai tuduhan itu hanyalah bualan Ansyaad Mbai. Bahkan ia melihat hal itu adalah intrik untuk menutupi sejumlah kejanggalan dalam penyergapan Densus 88, di Jl. Veteran, Solo, pada hari Jum’at (31/9/2012).
“Ada intrik di balik bualan Ansyaad Mbai yaitu; satu, dia ingin lari dari tanggung jawab hukum atas tindakan brutal Densus 88 yang membantai aktivis Muslim. Padahal, seharusnya ia menjelaskan secara hukum, apa keterkaitan Farhan Cs dengan 3 peristiwa penembakan sebelumnya. Kenapa Farhan harus dibunuh? Sudah menjadi rahasia umum banyak kejanggalan dalam penembakan di Tipes, Solo.
Kedua, kenapa jasad Suherman langsung dimakamkan tanpa diotopsi terlebih dulu sehingga publik tahu peluru siapa sebenarnya yang menyebabkan  tewasnya Farhan Cs,” papar ustadz Son Hadi kepada voa-islam.com, Senin (3/9/2012).
Selanjutnya, ustadz Son, sapaan akrabnya, menilai Ansyaad Mbai tak layak memimpin sebuah lembaga negara lantaran tak menghormati asas praduga tak bersalah. “Asas praduga tak bersalah benar-benar tak dipatuhi oleh Ansyaad. Ini menunjukkan dia tak menghormati dan menegakkan hukum dalam pemberantasan terorisme. Lantas apakah pantas orang semacam ini memimpin lembaga negara?” ungkapnya.
Selain itu, ustadz Son Hadi menilai Ansyaad telah melakukan penyesatan dan pembodohan publik. Hal ini terlihat dari pernyataan Anysaad yang simpang siur. Ansyaad mengatakan bahwa Farhan baru keluar dari Ngruki, padahal sebelumnya BNPT dan pihak kepolisian menyatakan Farhan baru pulang dari Filipina Selatan.
“Yang jelas pernyataan Ansyaad menyesatkan sekaligus sebuah pembodohan publik oleh seorang kepala BNPT,” tandasnya.
Sementara itu juga Politisi Partai Demokrat Ramadhan Pohan menyayangkan pernyataan Ansyaad Mbai yang menuduh Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang mengendalikan aksi teror kepada polisi yang belakangan ini terjadi di Solo, Jawa Tengah.
Dia meminta agar Ansyaad Mbai tidak melontarkan pernyataan tanpa didukung dengan bukti-bukti kuat. "Jangan hanya wacana, langsung saja diperiksa, masalah teroris ini jangan hanya wacana. Jangan mengeluarkan pernyataan yang tidak ada bukti-bukti," kata Ramadhan di Jakarta, Selasa (4/9/2012). seperti dikutip dari suara-islam.online
Jika tidak didukung dengan bukti, Ansyaad Mbai dinilai telah menzalimi Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang sudah dipenjara dengan tuduhan terkait aksi terorisme yang pernah terjadi di Indonesia. "Masak dipenjara kita zalimi lagi," ucapnya.
Menurut Pohan, kasus teror yang terjadi di Solo tidak ada keterlibatan pimpinan pondok pesantren Al-Mukmin Ngruki di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah itu. [voa/si/risalahtauhidnews]

Selasa, 04 September 2012

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir (ABB) : Jihad Adalah Amal Yang Harus Lebih Dicintai

JAKARTA - Jihad adalah amal wajib yang harus lebih dicintai dari semua yang ada di dunia ini. Demikian statement terbaru Ustadz Abu Bakar Ba’asyir (ABB) ketika dikunjungi, Selasa (04/09/2012). Tanpa jihad, Islam dan ummat Islam menjadi lemah.
Pada hari Selasa kemarin, 17 Syawwal 1433 Hijriyyah, atau bertepatan dengan tanggal 4 Agustus 2012, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir memberikan beberapa taushiyahnya kepada beberapa tamu yang hadir menjenguknya, diantaranya beliau mengatakan :
"Saudara-saudara, yang wajib kita cintai di dalam hidup ini, adalah (urutannya) ; 1. Cinta Kepada Alloh, 2. Cinta Kepada Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam, 3. Cinta Kepada Jihad fii sabilillah.
Alloh Subhanahu wata'alaa menegaskan di dalam firman-Nya :
"Katakanlah: Jika Bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RosulNya dan Berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya. Dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang orang yang fasik."(QS. At-Taubah (9):24).
Ustadz ABB melanjutkan :
Maka jihad adalah amal wajib yang harus lebih dicintai dari semua yang ada di dunia ini.
Karena jihad merupakan kunci kemenangan Islam dan ummat Islam di dalam memperjuangkan tegaknya Daulah (Negara) Islamiyyah serta terjaminnya keamanan dan kemuliaan kehidupan ummat Islam. Tanpa jihad Islam dan ummat Islam menjadi lemah. Allahu Akbar! (almustaqbal/risalahtauhidnews)


Senin, 03 September 2012

Penuh Kejanggalan dan tindakan Arogan dari Densus 88 dalam Proses Penangkapan di Solo


http://static.arrahmah.net/images/stories/2012/09/mujahid-farhan-dan-mukhsin.jpgSOLO – Pasca penembakan dua orang yang terduga mujahid, di Jalan Veteran Tipes Solo, seolah menutup kerja keras tim penyidik Kepolisian Resor Kota Surakarta yang telah menangkap pelaku penembakan dan pelemparan granat di pos pengamanan Kota Solo yang terjadi 17,18 Agustus lalu, dimana Polisi menangkap seorang pelaku bernama NB.
NB diketahui adalah seorang anak anggota TNI di Kebumen, Jawa Tengah. Selain itu, NB ternyata juga mantan anggota Polri.

NB ditangkap di rumah orang tuanya di Desa Semanding Kecamatan Gombong, Kebumen pada tanggal 20 Agustus 2012 lalu. Dari rumah orang tuanya, NB lalu dibawa ke Solo. (sumber: merdeka.com).
Namun tertembaknya Farhan dan Muchlis seolah sebagai kambing hitam untuk menguatkan tindakan densus 88 melakukan pembunuhan kepada mereka berdua.  Sebagaimana yang dikatakan oleh Jubir Presiden Julian Aldri “Beberapa menit lalu dilaporkan oleh Kapolri ke Presiden, telah berlangsungnya penyergapan terhadap kelompok orang yang diduga jaringan teroris. Mereka adalah pelaku teror penembakan tanggal 17, 18 dan 30 Agustus kemarin,” tutur Jubir Presiden, Julian, Jumat dikutib dari Solopos.com.
Padahal sudah jelas bahwa Tim penyidik Kepolisian Resor  Kota Surakarta telah melakukan penangkapan terhadap pelaku teror penembakan tanggal 17 di pospam Gemblegan dan tanggal 18 di pospam Gladag Solo, yang ternyata pelakunya adalah seorang desertir polisi yang berinisal NB. Adapun penembakan Densus 88 terhadap 2 orang di Tipes jumat malam lalu, seolah menutup semua hasil penyidikan Kepolisian Surakarta dan membebankan semua kasus teror di Solo kepada dua orang yang telah ditembak mati oleh Densus 88 yang sebenarnya, mungkin tidak dilakukan oleh mereka berdua.
Hal ini semakin menambah deretan kejanggalan-kejanggalan dan rekayasa dalam  penyergapan yang dilakukan Densus 88 di Solo jumat kemarin (31/8) yang menewaskan Farhan dan mukhlis, yang hanya beberapa media yang mau memberitakannya. Di samping itu, apa yang dilakukan polisi dan densus 88 dalam melakukan penyergapan terkesan tidak professional dan terlihat arogan, seakan mereka disiapkan seperti mesin pembunuh di hadapan umat Islam, akan tetapi tumpul ketika pelaku bukan dari umat Islam (lihat kasus OPM). (risalahtauhidnews)

Minggu, 02 September 2012

Bayu ditangkap, Mertua Babak Belur Dihajar Densus 88

SOLO - Aksi represif aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror saat menangkap terduga teroris Bayu Setiono di Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (31/8) malam, disayangkan keluarga. Pasalnya, ayah mertua Bayu yang sudah lanjut usia ikut babak belur dipukuli aparat.
Wiji Siswo Suwito, ayah mertua Bayu, tergolek tak berdaya. Ia menderita serius di bagian mata dan sebagian muka. Pria berusia 65 tahun ini dianggap melawan aparat saat aparat Densus 88 menggerebek rumahnya di Dusun Tempel, Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo. Akibatnya, pukulan bertubi-tubi mendarat di muka kakek berusia lanjut ini.
Tidak hanya itu, pintu kamar dirusak dengan palu besar. Tangannya diborgol dengan lakban. Ada jaitan dibawah mata.
Menurut Istrinya Setyoini, 2 Hp Bayu dan 1 HP nya dirampas Densus 88, Kendaraan dibawa. Tidak ada surat penangkapan maupun surat penyitaan’
Menurut Sekjen LUIS Yusuf Yuparno ketika menerima ayah Bayu di Sekretariat LUIS, apa yang dilakukan Densus 88 sudah diluar prosedur. Cara-cara kasar, tidak manusiawi,penangkapan tanpa surat resmi adalah perbuatan melawan hukum.dan melanggar HAM.
Sementara itu menurut Humas LUIS Endro Sudarsono, berpendapat bahwa Mabes Polri terlalu cepat mengkaitkan Bayu dengan Kejadian penembakan di Pospam Gemblegan, Peledakan di Gladag maupun Penembakan di Singosaran. Ada yang aneh dan Janggal. Dengan menembak mati F dan M di jalan Veteran Tipes Serengan Polri justru sulit membuktikan bahwa Bayu adalah pelaku dari kasus teror di Solo.
(endro/risalahtauhidnews)