Aksi Solidaritas Muslim Suriah

Laskar JAT dan Beberapa Eleman Islam se Solo Raya, Lakukan Aksi Solidaritas Muslim Suriah di Gladak Solo 23 Sya'ban 1433 H

Distribusi Kording Risalah Tauhid News di Al Mukmin Ngruki

Antusiasme kaum muslimin dalam membantu penyebaran Kording Risalah Tauhid News.

Dukung dan Sebarkan Informasi Risalah Tauhid News

Raih Pahala dengan membantu Memberikan informasi kepada Masyarakat

Dukungan dari kaum muslimin

Jazakumullahu khoir kami ucapkan kepada pembaca Risalah Tauhid News yang telah memberikan dukungan baik dana maupun doanya.

Senin, 25 Juni 2012

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir Serukan Jihad dan Penutupan Kedubes Suriah


JAKARTA - Konflik Suriah kian menjadi, darah kaum muslimin pun terus tertumpah menjadi korban keganasan rezim thaghut Syi’ah Nushairiyah, Bashar Al Assad.
Meski berada di balik jeruji besi, perhatian ustadz Abu Bakar Ba’asyir terhadap umat Islam tidak berkurang. Beliau juga terus mengikuti perkembangan konflik Suriah.
Saat ditemui di sel Bareskrim Mabes Polri, ustadz Abu menyatakan keprihatinannya atas kondisi kaum Muslimin di Suriah yang ditindas rezim thaghut Bashar Al Assad.
Ia meminta umat Islam di Indonesia menggalang aksi solidaritas bagi saudaranya di Suriah. Bahkan lebih tegas, Amir Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) ini menyerukan penutupan kedutaan besar Suriah di Indonesia.
“Mengadakan demonstrasi menutup kedutaan besar Suriah di Indonesia. Kalau pemerintah tidak mau berarti pemertintah berada di pihak (pemerintah, red) Suriah. Dalam orasi harus diserukan membantu rakyat Suriah,” tegas ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Jum’at (22/6/2012).
Menurut ustadz Abu, kezaliman rezim Syi’ah Nushairiyah Bashar Al Assad telah kelewat batas dengan membunuh Muslim Ahlus Sunnah dan memperkosa para muslimah. Oleh sebab itu, ustadz Abu menilai konflik suriah harus diatasi dengan jihad.
“Mereka membunuhi ahlus sunnah, melecehkan kehormatan gadis-gadis muslimah. Konflk suriah ini tingkatannya jihad sudah,” tandasnya. [voa/risalahtauhidnews]

Rabu, 20 Juni 2012

Innalillahi, Bayi 1,5 tahun Syahid Akibat Serangan Udara Pasukan Zionis ke Gaza

GAZA - Serangan udara pasukan zionis Israel meningkat akhir-akhir ini, beberapa warga Palestina telah syahid (insya Allah) dan banyak lainnyayang mengalami luka-luka akibat serangan biadab itu ke beberapa daerah di Jalur Gaza.
Pada Selasa (19/6/2012), pasukan zionis juga telah melancarkan serangan udara ke kota Gaza, melukai beberapa warga Palestina. Diantara korban adalah seorang bayi Muslim tak berdosa berusia 1,5 tahun, ia syahid karena luka serius yang ia derita di kepalanya akibat terkena bom udara pasukan zionis itu.
Bayi mungil bernama Hadil Ahmad Al-Haddad yang mungkin belum dapat berbicara dan berjalan itu harus merasakan sakitnya serangan bom. Hadil dimakamkan pada hari ini (20/6/2012) dengan diiringi isak tangis keluarga dan orang-orang sekitar yang mencintainya. 
Dalam dua hari terakhir, setidaknya tujuh warga Muslim Palestina telah gugur akibat serangan udara yang disengaja itu, otoritas militer Israel mengklaim bahwa serangan mereka sebagai pembalasan atas roket yang ditembakkan oleh pejuang Palestina ke pihak Israel dan menargetkan para pejuang Palestina yang bertanggungjawab atas serangan itu. (arrahmah/risalahtauhidnews)

Operasi Syahid Mujahidin Al-Shabaab Tewaskan Sekitar 80 Musuh.


AFGOOYE - Seorang Mujahid Al-Shabaab melakukan operasi syahid yang menargetkan markas besar intelijen di pusat kota Afgooye, sekitar 25 kilometer dari Mogadishu, Somalia.
Operasi syahid itu dilakukan pada hari Sabtu (16/6/2012) sekitar pukul 13:15 waktu setempat. Pada saat itu, sekitar 200 anggota intelijen sedang berkumpul di kamp tersebut, termasuk beberapa para petinggi Uganda dan Barat, berdasarkan laporan Mujahidin Al-Shabaab dalam sebuah pernyataan.
Mujahid pemberani itu menerobos kamp itu dengan mobilnya yang penuh bahan peledak, dengan izin Allah berhasil menembus pusat pertemuan dan meledak di dalamnya. Ledakan besar menewaskan sekitar 80 anggota intel dan 60 lainnya mengalami luka-luka, kebanyakan mereka mengalami luka serius. Sementara sebagian besar mobil musuh yang berada di markas terbakar, sekitar 22 kendaraan militer dan mobil musuh mengalami kerusakan parsial.
Namun Al-Shabaab tidak merinci identitas mereka yang tewas dalam serangan tersebut apakah hanya dari jajaran tentara atau termasuk para petinggi penjajah, belum ada laporan terkait hal ini. (arrahmah/risalahtauhidnews)

Operasi Mujahidin di Kandahar Tewaskan Lebih dari 100 Tentara Salibis


AFGHANISTAN - Pagi hari ini, Selasa (19/6/2012), sekitar pukul 06:00 waktu setempat Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) melakukan beberapa serangan syahid terhadap pangkalan musuh pimpinan AS-NATO. Mujahidin yang dilengkapi senjata berat dan ringan serta rompi peledak menerobos sebuah pangkalan gabungan musuh di distrik kota tua Dand di provinsi Kandahar dan menembaki pasukan musuh yang berada di dalamnya, lebih dari 100 salibis dan boneka-boneka mereka tewas dan terluka.
Salah satu juru bicara IIA, Qari Yusuf Ahmadi melaporkan bahwa sejauh ini 40 tentara salib tewas dan 14 lainnya mengalami luka-luka, sementara hampir 70 tentara boneka bayaran tewas dan terluka. 3 kapten termasuk Abdul Qudus juga termasuk 'korban' yang tewas. Pertempuran sengit itu telah berlangsung selama 6 jam lebih.
Sebelumnya, dini hari sekitar pukul 03:00 di hari yang sama, sekelompok Mujahidin juga melakukan serangan terhadap pangkalan ISAF, yang terletak di daerah Dahli Band di distrik Sahahwalikot, provinsi Kandahar yang menewaskan puluhan salibis lainnya tewas dan terluka. Operasi-operasi dahsyat Mujahidin semacam ini telah mencapai fase dimana Mujahidin menerobos ke dalam pangkalan dan menyerang pasukan musuh dari dalam yang berada di luar.
Serangan-serangan tersebut dilancarkan sehari setelah sebuah serangan ke dalam sebuah pos pemeriksaan oleh 3 polisi Afghan yang membelot, menyerang pasukan salibis di daerah Sanzari di distrik Zhiri yang menewaskan 5 salibis dan 12 lainnya luka-luka. Menurut Ahmadi, mereka berhasil keluar dari pos pemeriksaan tersebut dengan merampas peralatan militer, namun salah satu polisi syahid (insya Allah) dalam sebuah ledakan IED sementara dua lainnya berhasil melarikan diri dan bergabung dengan mujahidin dan menyerahkan harta rampasan mereka.
Semua operasi tersebut terjadi pada saat para salibis menaikkan rumor keberhasilan mereka dan kegagalan mujahidin melalui media-media mereka. Namun sekali lagi, atas izin Allah, serangan-serangan dahsyat mujahidin di tengah operasi Jihad Al-Faruq telah membuktikkan bahwa klaim musuh hanyalan retorika kosong.(arrahmah/risalahtauhidnews)

Kampanyekan Kondom, Menkes Baru dinilai Sebagai Menteri Cabul dan Liberalkan


JAKARTA - Menteri Kesehatan baru, Nafsiah Mboi yang menggantikan menteri sebelumnya membuat sebuah gebrakan di awal masa kerjanya dengan rencana  akan meningkatkan kampanye penggunaan kondom kepada remaja dan masyarakat untuk mencegah kehamilan beresiko. Menurutnya, kampanye penggunaan kondom selaras dengan MDGs poin 6, yaitu memerangi HIV/AIDS.
Tentu saja gebrakan dari Menkes yang baru tersebut mendapat reaksi keras diantaranya menurut Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) sebagai bukti Menkes seorang penganut faham liberalisme yang melegalkan pornoaksi.
"Menkes RI yang baru, Nafsiah Mboi, adalah menteri cabul liberal, karena baru saja jadi menteri sudah bikin heboh dengan kampanye kondom bagi remaja yang belum menikah, dengan dalih untuk cegah AIDS dan cegah kehamilan di luar nikah,” kata Habib Rizieq Syihab.
Senada itu, Program penggalakan sosialisasi penggunaan kondom bagi seluruh kalangan termasuk remaja pra nikah agar terhindar dari sex beresiko oleh Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, dinilai oleh ketua Lajnah Tanfiziyah Majelis Mujahidin sebagai upaya menghilangkan kebathilan dengan cara yang lebih bathil.
“Ini artinya menkes ini mengatasi penyakit dengan mengundang penyakit yang lebih besar, makanya Indonesia menjadi rusak lagi, seperti mengatasi prostitusi dengan membangun lokalisasi. Jadi, malah menyuburkan prostitusi tersebut,” tegas Ustadz irfan S. Awwas. (arhmh/risalahtauhidnews)

Hasyim Muzadi: Islamophobia Masih Ada di Indonesia


JAKARTA - Islamophobia atau kebencian terhadap Islam masih menggejala di Indonesia, bahkan cenderung tidak akan hilang sepanjang masa serta dilakukan secara sistematis dan cermat oleh pihak-pihak tertentu.
Demikian disampaikan Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi menyusul beredarnya buku “Lima Kota Berpengaruh di Dunia” yang di dalamnya terdapat hujatan terhadap Rasulullah SAW.
“Buku itu menyadarkan umat bahwa islamofhobia (kebencian terhadap Islam) memang riil ada. Kita perlu menyadarkan umat terus-menerus tentang hal ini,” katanya di Jakarta seperti dilansir oleh NU Online, Senin (18/6).
Sekjen ICIS menambahkan, cara mereaksi islamophobia itu pun haruslah pintar dan tidak boleh gegabah. “Kesalahan umat dalam mereaksi biasanya telah disiapkan jebakan baru yang lebih menyengsarakan umat dengan tuduhan-tuduhan baru juga,” katanya.
Seperti diwartakan, buku terbitan PT Gramedia Pustaka Utama berjudul “Lima Kota Paling Berpengaruh Di Dunia” karangan Douglas Wilson asal Amerika Serikat itu memuat kata-kata yang melecehkan Islam. Dalam buku itu menyebutkan bahwa "Nabi Muhammad adalah perompak dan perampok yang memerintahkan penyerangan terhadap karavan-karavan di Mekah."
Pihak PT Gramedia Pustaka Utama menerbitkan buku itu sebanyak 3000 eksemplar sejak Maret lalu. Setelah mendapatkan kritik keras dari masyarakat, buku itu telah ditarik dari peredaran dan sebagian dibakar dengan disaksikan perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun beberapa ratus eksemplar buku itu telah beredar di kalangan masyarakat. [muslimdaily/risalahtauhidnews]

Senin, 18 Juni 2012

Keluarga korban : Jumlah kematian Muslim di Arakan dapat mencapai 6000 jiwa

ARAKAN – Kabar pembunuhan, pembakaran, penjarahan, pemerkosaan serta penangkapan Muslim Rohingya di negara bagian Arakan (Rakhine), Burma (Myanmar) masih terdengar. Kekerasan kejam tersebut dilakukan oleh orang-orang kafir Buddha dan pasukan gabungan tentara Burma. Ribuan jiwa Muslim tak bersalah telah gugur (syahid insya Allah) dalam kekerasan yang memuncak akhir-akhir ini.
Berdasarkan laporan dari forum Ansar Al-Mujahidin, para saksi mata dari keluarga korban yang terus berkomunikasi melalui telepon, memperkirakan bahwa jumlah kematian Muslim di Arakan dapat mencapai 6000 jiwa hingga saat ini (innalillahi wa innailaihi roji'uun). Sementara belum ada media yang dapat merinci jumlah spesifik korban, mengingat media-media saat ini hanya menerima laporan dari warga Rohingya di Arakan yang selamat dan masih bisa berkomunikasi. Menurut saksi, jumlah-jumlah yang selama ini dinyatakan hanya mewakili bahwa benar-benar terjadi pembantaian brutal terhadap Muslim di Arakan.
Selain itu dikatakan bahwa para etnis kafir Buddha telah membunuh ratusan orang Rohingya kemudian melemparkan jasad mereka ke teluk Bengal. Untuk menyembunyikan fakta dan menyebarkan propaganda busuk, para penganut Buddha etnis Rakhine itu menempatkan pakaian-pakaian yang biasa dikenakan warga Buddha kepada Muslim yang meninggal dan mengklaim bahwa mereka adalah jasad orang Buddha yang menjadi korban.
Pasukan gabungan Nasaka dan orang-orang Buddha Rakhine juga menangkapi warga-warga Rohingya dari desa-desa mereka yang dapat memimpin penduduk Muslim, kebanyakan pria dewasa atau para pemuda, dibawa ke tempat yang tidak diketahui dan dikabarkan telah tewas tak terlihat oleh penduduk setempat.
Lebih jauh lagi, karena kebanyakan yang dibunuh adalah Muslim laki-laki, sehingga banyak Muslim tinggal di rumah mereka tanpa perlindungan dari laki-laki, dan banyak Muslimah serta anak-anak yang melarikan diri menuju perbatasan Bangladesh, namun ironisnya pasukan 'keamanan' perbatasan Bangladesh mengirim kembali perahu-perahu mereka ke Myanmar, sehingga orang-orang kafir Buddha menenggelamkan perahu-perahu kaum Muslimin dan membunuh para penumpangnya.
Sementara puluhan ribu Muslim Rohingya di kota-kota di Arakan sedang menderita kelaparan karena tidak ada pasokan pangan yang cukup, juga karena toko-toko mereka telah dibakar habis, dan mereka juga menderita karena harus menjadi tunawisma karena rumah-rumah mereka ludes terbakar, hanya tinggal di tempat-tempat pengungsian yang sangat buruk kondisinya. (arrahmah/risalahtauidnews)

Upaya Menegarakan Islam


Islam adalah agama bimbingan, pemerintahan, politik dan hukum, sebab apa yang dibawa Islam atau missi Islam ialah memperbaiki umat manusia dalam segala aspek kehidupannya (seperti ideology, politik, ekonomi, sosial, hukum, pendidikan, dan militer, pen.)  Oleh karena itu sudah barang tentu memerlukan pemerintahan, pegangan, hukum yang adil dan tegaknya kebenaran, juga memerlukan perlengkapan untuk mempertahankan agama dan Negara.[1] 
 Alloh telah memerintahkan agar tindakan hendaklah bersifat social (  kejama’ahan atau dalam konteks gerakan disebut dengan amal jama’i ).  Dia memerintahkan agar orang muslim berbuat kebajikan secara bersama sebagai satu ummat.  PerintahNya: “Hendaklah ada di antara kamu satu umat yang menyeru kepada kebaikan, memerintahkan berbuat ma’ruf dan mencegah segala bentuk kemungkaran.  Mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (QS. 3/ 104).  Tak pelak lagi, bahwa ketentuan Islam mesti dilaksanakan oleh kaum muslimin secara bersama sebagai satu ummat.  Quran berbicara tentang kaum muslimin hampir senantiasa berbentuk jamak.   Maka jelaslah bahwa Islam memerlukan Negara dan tak dapat berbuat tanpa itu.  Seperti dikatakan oleh Muhammad iqbal, Negara merupakan pernyataan spiritualitas Islam, perwujudan spiritualitas itu dalam ruang dan waktu.  Segi terpenting hijrah ialah terciptanya Negara Islami.  Negara adalah tujuan hijrah, dan hijrah merupakan puncak persiapan dan pengislaman laki-laki dan perempuan serta perjanjian aqobah.[2]
Syaikh Ibnu Taymiyah rohimahullah berkata: “Bahwa sesungguhnya tugas dan kewajiban yang paling utama bagi agama adalah mengatur masyarakat, akan tetapi missi ini tidak akan tegak tanpa adanya Negara.  Oleh sebab itu, Allah memerintahkan amar makruf nahi mungkar, mengajak kepada kebajikan dan melarang segala bentuk kemungkaran, menolong orang-orang yang tertindas dan teraniaya, termasuk juga kewajiban yang tak kalah pentingnya adalah menjunjung tinggi kebenaran dan menegakkan keadilan dengan memberikan sangsi-sangsi hukum terhadap pelaku tindak pidana dan kriminalitas.  Semuanya itu tak mungkin terlaksana dengan baik dan terarah tanpa adanya kekuasaan yang diatur dalam bentuk pemerintahan.”  Dengan demikian mendirikan Negara Islam merupakan perkara penting demi tegaknya hukum-hukum (syari’at) Islam di bumi ini.[3]
Contoh praktis dari hal ini adalah daulah ilmaniyah (Negara sekuler) yang didirikan Mustapha Kamal at Taturk di Turki (selepas dihancurkannya Khilafah Utsmaniyyah tahun 1924, pen.) yang dipaksakan dengan tangan besi, api dan darah terhadap semua rakyat turki yang beragama Islam, setelah membungkam Khilafah Utsmaniyah, yang notabenenya adalah benteng politik terakhir bagi dunia Islam setelah sekian lama bergelut melawan salibisme dan zionisme internasional.
Jalal Al Alam menyatkan dalam bukunya “ Dammirul Islam wa ‘Abidu Ahlahu “ bahwa strategi untuk menghancurkan Islam adalah menghancurkan pemerintahan Islam dengan cara meruntuhkan Khilafah Islamiyah yang direpresentasikan Khilafah Turki Utsmany . Maka perjanjian yang dibuat di Lausanne pada 20 Nopember 1922 antara Mustafa Kemal At taturk dengan pihak Inggris berisi antar lain adalah komitmen untuk menghancurkan Kekhalifahan Utsmany dan memutuskan hubungan dalam hal apapun antara Turki dengan Islam . Dua tahun kemudian Khilafah Utsmani diberangus dan sampai hari ini Turki tetap menjadi Negara Sekuler dan selalu memusuhi apapun yang berbau Islam .
Kemudian pemerintahan lain di dunia Islam meniru Turki yang baru dengan kadar yang berbeda-beda, sehingga Islam disingkirkan dari hukum dan perundang-undangan mengenai masalah tindak pidana, perdata dan lain-lainnya.  Islam dibatasi pada kondisi individual. Islam tidak boleh ikut campur dan mempengaruhi dunia pengajaran dan pendidikan, serta masalah-masalah sosial kecuali masalah-masalah yang remeh.  Sebaliknya, untuk tuntunan dari dunia barat dibukakan pintu selebar-lebarnya.[4]
Bahkan Pakistan yang didirikan oleh Muhammad Ali Jinah, para pemimpinnya walaupun sering kali meneriakkan Negara Islam, tetapi karena pendidikan dan jiwa mereka telah berkarat dengan pengaruh kebudayaan barat, maka gambaran yang tertanam dalam benak mereka tentang Negara hanyalah Negara yang bertumpu atas dasar kebangsaan saja (nasionalistik)[5]  Artinya, bahwa pengaruh barat dalam paradigma kenegaraan terhadap kaum muslimin sudah sedemikian kuatnya.  Kita tahu, Pakistan atau india adalah sama-sama bekas tanah jajahan inggris.  Konon sampai hari ini loyalitas Negara-negara mantan jajahan inggris terhadap Britania raya (The Great Britain) terus dilestarikan dalam wadah Commonwealth (Persemakmuran).
Di Indonesia, pertarungan Islam dengan nasionalisme sudah dimulai sejak era pergerakan.  Serikat Islam (yang lahir tahun 1905 dengan nama Serikat Dagang Islam) dan menjadi Partai Syarikat Islam Indonesia adalah gerakan ummat Islam pertama yang menghasung ideology Islam (atau Pan Islamiet sebagaimana yang disebut oleh HOS Tjokroaminoto, pen.).  Di kalangan nasionalis lahirlah PNI (Partai Nasional Indonesia) dengan terlebih dahulu lahir kelompok-kelompok kesukuan/ etnik sentrik seperti Jong Java, Jong Celebes, dan lain-lainnya.  Serta tak kalah pentingnya peran Budi Utomo (lahir 1908), yang mewariskan ajaran kejawen.  Pertarungan ideologis ini semakin mengental pada masa-masa menjelang kemerdekaan.
Pada tanggal 9 april 1945, Badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan (BPUUPK) atau Dokuitsu Zyunbi Tyoosakai dibentuk, untuk kemudian dilantik oleh pemerintahan militer pendudukan jepang pada tanggal 28 mei 1945.  Hal ini adalah tindak lanjut dari janji Perdana Mentri Jepang, Koiso, yang disampaikan dalam sebuah pidatonya pada bulan September 1944 di Jepang.  Janjinya adalah akan memerdekakan Indonesia di kemudian hari.  Ketua BPUUPK adalah Dr. Rajiman Widyaningrat, seorang tokoh penganut kejawen.  Anggota-anggota BPUUPK semula 60 orang, kemudian menjadi 68 orang, dilihat dari sudut perimbangan ideology politik, menurut pengamatan Prawoto Mangkusasmito, hanya sekitar 20% saja dari jumlah tersebut yang benar-benar mewakili aspirasi politik kelompok Islam.  Sedangkan 80% mewakili aspirasi nasionalisme yang dalam hal ini adalah kelompok yang tidak mau membawa ideologi Islam dalam urusan kenegaraan.  Sedangkan yang dimaksud dengan aspirasi politik kelompok Islam adalah diusulkannya Islam sebagai dasar filsofis Negara yang hendak didirikan.  Bagi mereka Islam itu serba lengkap, meliputi seluruh dimensi kehidupan manusia.[6]
Setelah bergumul selama lebih kurang 21 hari, akhirnya pada 22 juni 1945 suatu sintesis dan kompromi politik berhasil diwujudkan antara dua pola pemikiran yang berbeda itu.  Sintesis ini yang kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta (Jakarta Charter).  Dalam piagam ini Pancasila diterima sebagai dasar Negara dengan perubahan letak.  Sila ketuhanan disamping ditempatkan sebagai sila mahkota (pertama) juga diberi anak kalimat pengiring: “dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.  “ Kompromi politik ini hanya mampu bertahan selama 57 hari, karena demi ‘persatuan bangsa’ anak kalimat itu dicoret pada tanggal 18 agustus 1945.[7]
Inilah pengkhianatan pertama kaum nasionalis terhadap ummat Islam di Indonesia yang kemudian dilanjutkan dengan upaya-upaya marginalisasi, intimidasi, dan tak jarang dilakukan pembrangusan setiap potensi-potensi kekuatan Islam.  Mulai dari pembantaian gerakan DI/ TII – NII di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan serta penangkapan pemimpin-pemimpin partai masyumi oleh rezim Sukarno.  Kasus Tanjung Priok, Talangsari-Lampung, Haur Koneng, Sampang dan banyak kasus penculikan dan pembunuhan para ustadz di Banyuwangi, penangkapan aktivitas Usroh, kasus Imron, Operasi Khusus Ali Murtopo bagi mantan tokoh-tokoh DI, penerapan daerah operasi militer di Aceh serta banyak lagi lainnya yang terjadi selama rezim ‘kejawen’ Suharto.  Pemerintahan nasionalis selanjutnya (rezim Habibie dan Abdurrahman Wahid) atas nama demokrasi pun tidak mampu melindungi darah dan jiwa umat Islam di Aceh, Kupang, Timor-timur, Ambon, Tual, Halmahera, Sambas, Poso, Sampit kemudian Kapuas; entah mana lagi nanti.
Jelaslah, kaum muslimin tidak akan dapat hidup tentram selama pemerintahan Islam belum tegak.  Selain muslim tidak ada yang dapat dipercaya untuk memelihara kebebasan aqidah, keadilan, hak dan kemaslahatan.  Karena itu, keIslaman seorang muslim selalu terus menerus terancam bahaya bila berada di bawah pemerintahan kafir.  Dan hidupnya terpaksa harus taat kepada pemerintahan kafir tersebut sampai pada masalah kemaksiatan sekalipun.[8]
Namun ada fenomena ganjil yang menyimpang, yakni adanya kelompok yang berpendapat  bahwa perpecahan ummat yang terjadi diakibatkan pada pemilihan tataran politik sebagai lahan perjuangan . Kemudian mengambil sikap apriori terhadap segala sesuatu yang berbau politik .
Ummat tak boleh berjuang dan bergerak untuk mencita-citakan Negara Islam karena negri seperti Indonesia hari ini adalah Darul Islam maka pemerintahnya adalah Ulil Amri yang wajib dita’ati setiap orang beriman sehingga mengkritisi apalagi melawannya adalah tindakan kelompok Takfiry dan Khawarij . Kita sulit memahami kebengkokan jalan berfikir mereka , padahal di negri ini pernah ada gerakan DI / TII ( 1949 – 1962 ) yang konon memperjuangkan berdirinya Negara Islam Indonesia tapi diperangi habis-habisan oleh pemerintahan yang menganut ideologi  sama dengan pemerintahan sekarang ini . Pun dengan wadah yang sama yaitu NKRI ! Artinya , sangat mustahil pemerintahan ini mau diidentikkan dengan Negara Islam , tapi kenapa kita sibuk mencari – cari pembenaran syar’i dan menyimpangkan dalil Qur-an dan Sunnah bahwa Indonesia termasuk Negara Islam ? Astaghfirullah . . . !
Mestinya , kita berusaha meluruskan pemerintahan yang ada dengan Al Qur-an dan As Sunnah dan bukan malah membengkokkan dalil untuk mendapatkan kesukaan pemerintah . Karena pada hakekatnya dengan sikap menjilat seperti itu , justru kita tidak memiliki belas kasihan kepada diri kita dan orang – orang di pemerintahan . Kalau kita mengibaratkan negara seperti perahu besar bangsa ini maka nakhkoda dan para mualimnya harus segera diingatkan akan kesesatan jalan yang ditempuh . Dengan pengetahuan kita akan dalil , jelas tergambar akibat buruk yang akan diterima bangsa ini . Wajar kalau kita bodoh dan awam yang tidak mengerti dalil tapi kalau kita mengaku bahagian dari orang ‘alim dalam ulumuddin namun tidak mengingatkan mereka , bukankah ini sikap pengkhianatan terhadap ilmu yang Alloh turunkan ?
Imam Bukhari rohimahulloh meriwayatkan dari Ubadah bin As Shamit rodhiyallohu ‘anhu tentang baiat kepada pimpinan kaum muslimin :
“Dan agar kami tidak merampas urusan (kekuasaan) dari yang berhak, Rasulullah saw.
bersabda: Kecuali bila kalian menyaksikan kekufuran yang nyata, sedangkan kalian memiliki bukti yang kuat di sisi Allah”.
Dengan demikian tidak diperkenankan kaum muslimin memiliki negara dengan asas selain Islam, baik itu sekularisme, kapitalisme, demokrasi, sosialisme, komunisme, nasionalisme, atau paham apapun yang bukan Islam. Khalifah atau Pemimpin yang dibaiat kaum muslimin sebagai kepala negara, wajib menerapkan syariat Islam sebagai bukti ketaatan kepada Allah SWT yang telah memerintahkan hal itu dalam firman-Nya:
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan". (QS. An-Nisaa' [4]: 65)
Juga firman-Nya:
"Dan hendaklah kamu hukumi di antara mereka dengan Apa yang turunkan kepadamu. Dan janganlah kalian mengikuti kemauan mereka. Hati-hatilah terhadap mereka, agar mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian yang telah diturunkan Allah kepadamu." (QS. Al-Maidah [5]:49)

Garis pemisah antara orang – orang Islam dengan orang – orang musyrik adalah bahwa kaum musyrikin tidak menentang Rubbubiyatulloh yang mengandung keyakinan Alloh Subhanahu wa Ta’ala sebagai Pencipta , Pemilik , Penguasa atau apapun yang tersimpul dalam makna Ar Rabb namun mereka menentang kalau peribadatan ditegakkan hanya untuk Alloh saja . Dimana hakekat penting peribadatan itu tersimpul dalam dua hal , yakni at Tho’ah wat Tahakum ( kepatuhan dan berhukum ) . At Tho’ah dalam pengertian sebagai sikap setiap individu yang harus mengikatkan diri pada kepasrahan dan kerendahan di hadapan Alloh Azza wa Jalla sedangkan At Tahakum adalah sikap manusia sebagai komunitas social dalam berbagai tingkat dan bagian untuk menjadikan Syari’at Alloh sebagai satu-satunya hukum yang berlaku pada mereka . Intinya , kita ingin menggambarkan bahwa peribadatan tidak bisa hanya dianggap sebagai hubungan kepada Al Kholiq semata namun peribadatan juga mencangkup urusan hidup kebersamaan dalam sebuah masyarakat .
Akal yang waras tidak akan pernah berfikir bahwa manusia dalam kehidupannya bisa dipisahkan jatidirinya sebagai individu yang memiliki kepribadian dengan kebersamaannya dalam sebuah komunitas sosialnya . Walaupun ada perbedaan implikasi hukum pada wilayah privat dan wilayah publiknya .
Disinilah , keberadaan pemikiran sekelompok orang yang menganggap ajaran Islam hanya mengatur wilayah privat dalam aspek hukumnya adalah sebuah penyimpangan dari sebuah kelainan jatidiri . Sebut saja , orang – orang yang terbaratkan ini , selalu ngotot dengan cara apapun agar kaum muslimin tidak mengupayakan wujudnya praktek pengamalan Islam yang komprehensip . Bagi mereka , formalitas apalagi substansi Diinul Islam dalam kehidupan masyarakat adalah bahaya laten yang harus disingkirkan . Ada ungkapan sombong dari kelompok sesat ini , bahwa kalangan yang patuh dalam beragama dan mereka sebut kaum fundamentalis sama sekali tidak memiliki nalar intelektual sehingga mereka selalu meremehkan orang – orang yang ‘fanatik’ dalam beragama .
Jadi, kalau kelompok yang merasa paling tahu Islam ( ashabul ilmi wa ahlul haqq )  menuduh para pejuang Syari’at Islam sebagai kalangan Khawarij dan Ruwaibidhoh ( dangkal dan bodoh dalam memahami Islam ) maka - setali tiga uang – kelompok yang terbaratkan dan merasa paling mengerti peradaban menuduh pejuang Syari’at Islam sebagai kaum Fundamentalis dan tidak intelek ( terpelajar ) . Dua kelompok yang sepertinya bertentangan ini bertemu dalam satu muara kepentingan yakni langgengnya kekuasaan sekuler yang bukan saja menolak masuknya Diinul Islam dalam praktek kenegaraan tapi juga secara aktif selalu memerangi ideology Jihad dan kaum Mujahidin .
 Maka tak ada jalan lain , para Pejuang Syari’at harus mengambil jalan untuk menegarakan Islam dengan cara sunnah dan tidak boleh melanggar batas – batas syar’i  serta tidak takut celaan orang – orang yang suka mencela . Jangan karena takut celaan dan tuduhan , akhirnya kita kita mengorbankan prinsip – prinsip Islam demi meraih kursi dan posisi seraya bermimpi sedang mengislamisasi Negara . Dengan cara terakhir ini , Islam hanya nampak pada  aspek kultural tapi sudak kosong dari substansi , yakni tauhid . Akhirnya ummat Islam membesarkan system bernegara yang jahiliyah dengan baju Islam . Wallohu A’lam !  (sumber: MAT ed.6)


[1] Muhammad Rasyid Ridho, Wahyu Ilahi kepada Muhammad saw, Pustaka Jaya Jakarta, Cet. Ke II/ 1987, hal. 461
[2] Ismail Raji’ Al Faruqi, Hakekat Hijrah, Mizan Bandung, Cet. Ke III / th. 1415/ 1994 , hal. 30-32
[3] DR. Abdul Karim Zaidan, Politik Islam, Konsepsi dan Dokumentasi, PT Bina Ilmu Surabaya, Cet. I/1987, Hal. 126-127
[4] Ibid, hal 20
[5] Syaikh Abul A’la Al Maududi, Proses Pembentukan Negara dalam Islam, Pustaka LSI Yogyakarta, Cet.I/ 1990, hal. 20
[6] Dr. Ahmad Syafi’I Ma’arif, Islam dan Politik – Teori Belah Bambu Gema Insani Press Jakarta, Cet. I/ 1996, hal 26-27
[7] Ibid, hal. 29
[8] Syaikh Said Hawwa, Al Islam 04, Al Ishlahy Press Jakarta, Cet. Ke … tanpa tahun, hal.5

Mujahidin Suriah Eksekusi 4 Algojo Rezim Asad Si Mesin Pembunuh


SURIAH – Mujahidin Suriah yang mengatasnamakan kelompok mereka Front Al-Nusrah untuk penduduk Syam,mengeluarkan surat pernyataan nomor 19, 12 Juni 2012, hasil operasi “Eksekusi 4 Algojo Rezim”. Algojo rezim Suriah yang dikenal dengan Shabiha adalah mesin pembunuh Rezim Bashar Al-Asad yang andil dalam pembantaian warga di Houla, terutama anak-anak.  
“Untuk menyambut seruan Amir Syaikh  Al-Fatih Abu Muhammad Al-Jaulani kepada pasukan Front Al-Nusrah, maka Allah telah mengokohkan singa timur dari pasukan Front Al-Nusrah -semoga Allah memuliakan mereka- memenggal 4 tentara rezim tiran, para Algojo, yang mereka menjadikan rezim sebagai ilah yang mereka takut, cemas dan berharap lebih dari pada Allah Ta’la. Yang demikian itu tidak lain karena buruknya aqidah mereka dan prinsip mereka yang rusak. Dan sesungguhnya pembalasan ini tidak berhenti sampai disini saja. Kami berharap setelah ini masih ada lagi. Kami akan korbankan nyawa mereka dan kami tumpahkan darah mereka agar mereka tahu bahwa mereka bersama pengikut mereka sedang menanti kematian”  tegas Al-Nusrah dalam pernyataannya.
Ada tujuh surat pernyataan yang telah dikeluarkan oleh Front Al-Nusrah yang terlewatkan dan tidak kami publikasikan. Dalam surat pernyataan itu memuat sejumlah operasi militer yang menargetkan algojo dan tentara rezim tiran Al-Asad. Operasi tersebut diberi judul “Raddan ‘ala majzaratil Haulah” sebagai balasan atas pembunuhan massal yang dilakukan oleh rezim Suriah di Houla.(voa/risalahtauhidnews)

Minggu, 17 Juni 2012

MS Ka’ban : Minoritas Muslim selalu ditindas di Myanmar


JAKARTA - Ketua Umum DPP PBB MS Ka’ban menilai penyerangan Komunitas Budha Myanmar terhadap Muslim Rohingya sebagai fenomena ganjil dialam demokrasi yang ternyata masih menyisakan penindasan terhadap kalangan minoritas.
“Saya kira itu salah satu fenomena, ketika orang berbicara tentang demokrasi, ternyata ada masyarakat yang hak-haknya tidak diberikan. Kita sangat berharap akan lahir ada tokoh Muslim dari Rohingya itu,” Kata ka’ban kepada arrahmah.com, Jakarta, Sabtu (16/6).
Namun, menurut Ka’ban, kondisi di Myanmar  belum banyak memberikan harapan besar, karena masyarakat mayoritasnya bukan kaum Muslimin.
“Dan jangan lupakan, tetap saja di burma itu mayoritas Budha,” ungkapnya.
Tambahnya, fenomena ganjil tersebut pun menurutnya berlaku pula di Indonesia, masyarakat Muslim sebagai mayoritas tetapi tidak dapat berbuat banyak untuk memenuhi hak-haknya.
“Jadi, kembali di indonesia, kita ini mayoritas tidak bisa berbuat apa-apa, di sana mayoritas selalu menindas yang minoritas. Jadi kalau di Indonesia mayoritas gak berkuasa, yang minoritas mempecundangi yang mayoritas,” tutup Ka’ban.(arrahmh/risalahtauhidnews)

'KPK Lamban Tentukan Tersangka Korupsi Hambalang'



JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai lamban dalam mengusut kasus korupsi proyek Sports Center Hambalang, Bogor. Sebab, hingga saat ini KPK belum juga menetapkan tersangka kasus proyek yang menelan anggaran RP2,5 Triliun tersebut.
Pakar Hukum Pidana, Yenti Garnasih, menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harusnya sudah menetapkan tersangka dalam kasus dugaan korupsi pembangunan sport center di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
"Kasus Hambalang ini terlalu lama, seharusnya ada orang-orang tertentu yang sudah jadi tersangka. Banyak yang bicara kalau Anas Urbaningrum, seharusnya Andi duluan soalnya dia Kemenpora," ucapnya saat diskusi {Kenapa Pejabat Pajak Kelas Teri Ditangkap}, tapi pejabat dan penyuap kakap dibiarkan gentayangan di Istana di Rumah Perubahan 2.0, Gajah Mada, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2012).
Kata Yenti, penetapan tersangka nantinya akan bisa dijadikan alat-bukti dan akan mengetahui siapa aktor di balik semuanya.
Yenti menambahkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jangan mengurusi kasus-kasus korupsi pajak yang nilainya kecil, melainkan banyak kasus pajak yang besar. (okzn/risalahtauhidnews)

Berpikiran Liberal Jokowi-Ahok Lecehkan Ayat Suci


JAKARTA – Cawagub DKI Jokowi, yaitu Basuki T Purnama alias Ahok, melontarkan ucapan yang melecehkan Kitab Suci. Pada saat acara debat di Metro TV, Ahok mengatakan bahwa, kitab suci hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, sehingga lebih tepat untuk patuh kepada kitab konstitusi. "Kita tidak boleh taat pada ayat suci. Kita taat pada ayat-ayat konstitusi," ujar Ahok. Pernyataan tersebut juga dapat dukungan dari Jokowi saat acara debat di Metro TV
Ahok yang menjadi pasangan Cagub DKI bersama Jokowi juga mengkritik sikap pemeluk agama tertentu yang menjadikan dalil ayat suci yang digunakan sebagai dalil menolak Lady Gaga.
Pernyataan dari Ahok jelas sangat melecehkan syariat, dikarenakan ayat-ayat konstitusi dianggap lebih harus ditaati ketimbang ayat-ayat suci. Dan disamping itu, apa yang dikatakan oleh Ahok jelas itu upaya untuk menyudutkan umat islam karena dia juga mengkritik sikap umat islam yang menolak konser Lady Gaga di Jakarta beberapa pekan lalu, walaupun dia hanya mengatakan sikap agama tertentu, tetapi jelas ungkapan itu ditujukan kepada umat Islam. (metro/inilh/risalahtauhidnews)

Ghiyats : Suriah Butuh Dukungan Diplomatis


  
JAKARTA -Suriah hingga kini masih bergejolak. Basyar Al Asad dan pasukannya hingga kini masih terus membabi buta membantai masyarakat yang mencoba menggulingkannya.
Seorang aktivis Syirian Society for Humanarian, Ghiyats Abdul Baqi menyeru umat Islam di belahan dunia manapun untuk peduli terhadap saudara sesama Muslim di Suriah.
Dengan bersatunya umat Islam, kata Ghiyats, rezim Bashar Al-Asad akan tumbang.
"Sampai sekarang Suriah masih 'mengeluh dan mengadu', kewajiban umat Islam untuk membantu mereka. Allah akan menuntut kita di akherat jika tidak peduli terhadap rakyat Suriah yang sedang melawan kezholiman Bashar," ucap Ghiyats di Aula Gedung Dewan Dakwah Islam, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Ahad (17/06/2012) kemarin sore.
Ghiyats juga menambahkan, bahwa saat ini warga Suriah ingin kembali merebut islam sesungguhnya.
Intinya, rakyat berjuang agar terbebas dari Bashar Al-Asad, mempertahankan kehormatan dan mengembalikan Islam yang sesuai Sunnah. Pasalnya, sejak 50 tahun terakhir rakyat Suriah ditekan untuk mengikuti ajaran sesat Syiah Nushairiyah, Syiah Rafidhah dan pemikiran atheis.
"Kami membutuhkan dukungan diplomatis. Mereka sangat membutuhkan pertolongan, para mujahid Suriah membutuhkan pasokan senjata," imbuhnya.
Ghiyats yakin perjuangan rakyat Suriah akan menang melawan kekejian dan kebiadaban Bashar Asad.
"Pertolongan Alloh akan datang, InsyAllah Islam yang benar akan menang melawan kebatilan Bashar,"pungkasnya semangat.
Sementara itu, Hilal Ahmar Indonesia bersama Forum Umat Islam (FUI) menyelenggarakan konferensi pers di Aula Masjid Al Furqon, Kantor Pusat Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Jl. Kramat Raya No. 45, Jakarta Pusat.
Dalam pernyataan persnya FUI mengutuk pembantaian, penindasan, dan penyiksaan  yang dilakukan oleh pemerintahan partai sosialis ba’ats terhadap rakyat kaum muslimin di Suriah sebagai tindakan zalim yang harus segera dihentikan. FUI juga menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk membacakan qunut nazilah untuk kejatuhan dari rezim Basyar Assad yang zalim dan bagi keselamatan umat Islam Suriah.   (hdytlh/risalahtauhidnews)

Tausiyah Ust. Abu Menyambut Ramadhan di Tahun 1430 H Lalu


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji hanya bagi Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya lagi Mahakuasa untuk memenangkan tentara-Nya dari serangan tentara Ahzab. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan, kekuatan serta perlindungan. Karena pertolongan terbaik hanya dari Allah, perlindungan paling aman hanya dari-Nya dan kemenangan sejati hanya atas izin-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, Muhammad saw. yang telah menegakkan dakwah tauhid, hingga cahaya kebenaran Islam terpancar di seluruh penjuru bumi. Dengan petunjuk yang dibawanya, para pejuang Islam senantiasa bergerak dalam dakwah dan jihad hingga akhir zaman.
Amma ba’du.
Sesungguhnya, tujuan Allah swt. menciptakan manusia di dunia ini hanyalah semata-mata untuk beribadah, mengabdikan seluruh hidup mereka untuk menaati, menegakkan dan menjalankan perintah-Nya saja. Sebagaimana firman-Nya:
 “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku saja.” (Adz-Dzariyat: 56)
Ibadah adalah amal pelaksanaan syariat yang diturunkan oleh Allah ta’ala kepada Nabi Muhammad saw. (Syariat Islam) secara kaffah (totalitas) dalam segala aspek kehidupan. Baik berupa ucapan maupun perbuatan (amalan) dengan didasari niat semata-mata mencari ridha Allah swt. disertai cinta, mengagungkan, mengharap rahmat Allah dan takut kepada-Nya saja serta tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela.
Berkenaan dengan hal tersebut, saya mengingatkan kepada seluruh kaum muslimin agar mempersiapkan diri menyambut hidangan Allah, yakni pintu-pintu ibadah yang dilipatgandakan pahalanya pada bulan Ramadhan yang telah ada di depan mata. Mengapa demikian? Karena bulan Romadhon adalah bulan yang suci lagi penuh barakah.
Rasulullah saw. bersabda, “Telah tiba kepada kamu sekalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh barakah. Allah memfardhukan atas kamu sekalian berpuasa pada bulan itu. Semua pintu-pintu langit dalam bulan itu dibuka dan semua pintu-pintu neraka ditutup, serta dalam bulan itu kehendak setan-setan dibelenggu. Pada bulan ituAllah swt. mempunyai satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Maka barangsiapa yang diharamkan baginya kebaikan (tidak mendapat kebaikan pada malam itu) berarti tidak memperoleh kebaikan.” (H R Ahmad dan Baihaqi dari Abu Hurairah ra.)
 Oleh sebab itu, hendaknya kita benar-benar menyambutnya dengan penuh semangat Mengamalkan bulan Ramadhan sesuai dengan tuntunan sunnah Rasulullah saw, dengan memenuhi rukun-rukunnya dan mengamalkan sunnah dan adab-adabnya seperti
1.      Bersahur
2.      Ta’jil
3.      Berdoa ketika berbuka
4.      Menghindari ucapan-ucapan dan perbuatan yang mencemari kesucian puasa
5.      Bersiwak
6.      Banyak membaca Al-Qur’an dan berdzikir terutama dzikir pagi dan petang, banyak shadaqah dan qiyamullail.
7.      Meningkatkan pengamalan ibadah pada sepuluh hari, seperti beri’tikaf atau lainnya.
Selain itu, hendaknya umat Islam memanfaatkan momentum dakwah tauhid di bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Pada bulan inilah Allah ta’ala memenangkan dien-Nya dan mengalahkan setan, pada bulan inilah Allah ta’la menolong para mujahid dan para da’i di jalan Allah, pada bulan ini pula Allah membuka hati orang-orang yang tersesat untuk menuju pada kebenaran Islam.
Hendaknya, kita semua tetap teguh di atas manhaj dan aqidah yang kita yakini serta bertawakkal pada Allah ta’ala. Teruskan dakwah dan perjuangan yang telah kita rintis demi menyambut kemenangan demi kemenangan dakwah tauhid di masa mendatang. (sumber; MAT)

Sabtu, 16 Juni 2012

Ustadz Abu Bakar Ba’asyir : Kewajiban Jihad sama dengan kewajiban puasa Ramadhan



JAKARTA - Ustadz Abu Bakar Baasyir ditengah-tengah kunjungan Jama’ah dan kerabatnya, menyampaikan beberapa taushiyah (nasihat) untuk kaum Muslimin tentang kewajiban Jihad yang menempati posisi layaknya kewajiban ibadah puasa dibulan Ramadhan.
"Pada dasarnya Jihad itu hukumnya wajib bagi setiap muslim, sama hal nya dengan kewajiban ibadah Shaum Ramadhan dan ibadah-ibadah lain nya.” Kata ustadz Abu Bakar Ba'asyir
Ustadz Abu menjelaskan ayat yang mewajibkan puasa ramadhan mempunyai redaksi yang sama dengan ayat yang mewajibkan berjihad sembari melakukan pertanyaan kepada tamunya tentang bunyi ayat yang mewajibkan puasa Ramadhan (Qs : 2: 183) dan dijawab oleh tamunya  "Kutiba 'laikumus shiyam".
“ Benar, ayat itu didahului dengan kalimat ‘Kutiba’ artinya, ‘Di Wajibkan’ di dalam perintah jihad Allah l juga memerintahkan berjihad kepada umat islam dengan kalimat yang sama yakni  ‘Kutiba 'Alaikumul Qital’," (Qs:2:216).”Jelasnya.
 “Bila sama kenapa ketika perintah Alloh "Kutiba 'Alaikumus Shiyam" semua umat islam melaksanakan Shaum Ramadhan. Namun, ketika datang perintah dengan kalimat yang sama "Kutiba 'Alaikumul Qital’ kita tidak mau melaksanakannya, sebagian besar menolaknya, ?”papar Ustadz Abu.
Ia menambahkan, lemahnya sambutan seruan Jihad oleh sebagian besar umat Islam, juga diperparah dengan fatwa-fatwa dari ulama Suu’ (jahat/buruk).
“Bahkan ada Ulama  Suu’  yang di bayar oleh thoghut berani mengatakan bahwa Jihad itu tidak wajib. Padahal dalil dalil perintahnya sudah jelas di dalam Al Qur'an dan As-sunnah.”
Ustadz Abu juga mengingatkan,  bahwa menerangkan hakikat kewajiban jihad tersebut merupakan tanggung jawab mereka yang telah memahaminya agar dijelaskan dan disampaikan kepada umat Islam yang belum memahaminya.
“Inilah tugas kita menyampaikan pada umat agar umat sadar akan kewajibannya. Ketahuilah.. bahwa amalan Jihad ini adalah amalan yang harus kita Cintai setelah kita mencintai Alloh dan Rosululloh-Nya lihat Qs:9:24." Tutupnya. (arhmah/risalahtauhidnews)

Ustadz Rosyid Ridho Ba'asyir Serukan Umat Islam Bantu Kaum Muslimin Suriah


SURABAYA - Situasi dan kondisi kaum Muslimin di Suriah kini terus memburuk. Darah kaum Muslimin terus mengalir menjadi korban pembantaian diktator Syiah Nusairiyah, Bashar Al Assad. Sudah seharusnya kaum Muslimin di seluruh dunia termasuk di Indonesia peduli terhadap penderitaan saudaranya di Suriah.  
Terkait hal tersebut, ustadz Rosyid Ridho Ba’asyir (putra ust. Abu Bakar Ba'asyir) menyerukan agar umat Islam di Indonesia peduli terhadap penderitaan kaum Muslimin di Suriah.
“Suriah itu permasalahannya kaum muslimin dunia, kita-kita yang mengaku diri kita muslim wajib untuk perhatian dengan saudara-saudara kita kaum muslimin dari golongan ahlus sunnah wal jama’ah yang ada di sana, sebagaimana sabda Nabi n :
Seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya seperti bangunan yang saling menguatkan,” tutur beliau, Sabtu (9/6/2012).
Menurutnya, tak pantas umat Islam bersikap diam terhadap penderitaan Muslim Suriah. “Apakah kita mau diam? Kalau kita diam itu normal atau tidak? Melihat istrinya digecek-gecek di depannya dia, melihat anaknya disembelih diam saja. Kalau ada yang diam saja maka itu betul-betul hatinya telah mati, bagaimana (mungkin mereka) tidak merasakan suatu cobaan saudara-saudaranya di negeri yang lain?,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan sikap tak peduli terhadap penderitaan muslim Suriah justru menunjukkan rusaknya keislaman seseorang.
Penderitaan kaum Muslimin di Suriah hakikatnya penderitaan kaum Muslimin di negeri ini, maka menurut ustadz Rosyid -sapaan akrabnya- berbagai upaya untuk membantu kaum Muslimin Suriah harus dikerahkan meskipun hanya dengan doa.
Beliau amat menyayangkan jika kaum Muslimin terpengaruh makar Zionis sehingga mereka sibuk pada urusan lain dan tak peduli terhadap penderitaan kaum Muslimin di Suriah.
“Ke sana tidak, doa tidak, memberi bantuan tidak, eling yo ora! Malah justru kaum Muslimin saat ini lalai oleh suatu kelompok kecil hari ini yaitu Zionis untuk kita itu sibuk dengan Lady Gaga, sibuk dengan bola, sibuk dengan urusan hiburan, sibuk dengan pekerjaan, sibuk berbeda pendapat antara muslim ‘A’ dengan Muslim ‘B’ yang satu kunut yang satu tidak kunut, yang satu pakai tahlil yang satu tidak pakai tahlil, ini dijadikan masalah segede-gedenya masalah padahal kaum muslimin di sana sedang disembelih. Ini orang (seperti) ini normal apa tidak, saya tidak tahu, wallahu a’lam,” tandasnya. [voa/risalahtauhidnews]